Jakarta, Beritasatu.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau fed fund rate masih akan tetap dikerek naik sebesar 50 basis poin (bps) di Desember 2022.
"Kita masih lihat penguatan dolar luar biasa, dan suku bunga Amerika masih akan naik lagi Desember diperkirakan 50 bps atau 0,5%," kata Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Bali Nusra, Jumat (9/12/2022).
Pada November 2022, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 bps menjadi 3,75%-4%. Suku bunga The Fed saat ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2008.
Kenaikan suku bunga acuan yang agresif untuk meredam tingginya inflasi di negeri Paman Sam. Berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina terus menyebabkan kenaikan harga pangan hingga energi yang memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan, juga investasi.
Lebih lanjut, Destry menjelaskan saat ini laju inflasi di negara maju seperti di Amerika dan Eropa ada di kisaran 9% sampai 10%. Kondisi inflasi melejit tidak pernah dibayangkan oleh negara maju, kecuali saat krisis dunia dahulu.
"Dalam kondisi normal inflasi mereka paling cuma 2%. Kemudian apa yang dilakukan mereka? (Diredam) dengan suku bunga dinaikkan terus, sampai akhirnya FFR di awal tahun masih 0,25%, posisi sekarang sudah di 3,75% sampai 4%. Naiknya 400 basis poin," tegasnya.
The Fed akan mengadakan pertemuan bulanan di 14 Desember 2022. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan kenaikan The Fed Rate sebesar 50 bps pada pertemuan tersebut, turun 25 bps dari kenaikan dalam beberapa bulan terakhir.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily