Bukit Asam Siap Monetisasi 3 Miliar Ton Cadangan Batu Bara
Jakarta, Beritasatu.com- PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) memiliki cadangan batu bara yang belum termonetisasi sebesar 3 miliar ton dengan tingkat produksi 35 juta ton per tahun. Namun, perseroan dihadapkan pada tren industri yang menuju transisi energi baru terbarukan (EBT). Bagaimana PTBA menjawab tantangan tersebut?
VP Pengembangan Hilirisasi PT Bukit Asam Tbk Setiadi Wicaksono menyampaikan bahwa dalam konteks tren transisi energi dan kaitannya dengan industri batu bara, perseroan mencermati adanya empat faktor utama.
Pertama, faktor siklus perekonomian global yang bakal mendorong permintaan baru bara relatif berasal dari negara-negara berkembang dalam jangka panjang. Kedua, arah net zero emission (NZE) yang akan memicu permintaan komoditas batu bara menurun.
Sementara faktor berikutnya mengenai revolusi energi yang membuat porsi EBT ke depan lebih signifikan sehingga berimbas langsung pada penurunan batu bara. Faktor terakhir adalah soal ESG.
Menurut Setiadi, faktor ESG saat ini sangat penting mengingat berurusan dengan pendanaan di mana kreditur global sudah menghindari jenis investasi yang tidak ramah lingkungan.
Menghadapi tantangan industri dan target perseroan memonetisasi cadangan batu bara 3 miliar ton, PTBA pun menyiapkan rencana jangka panjang yang terdiri dari empat pilar. Pilar pertama berhubungan dengan bisnis batu bara, sedangkan tiga pilar lainnya menyangkut upaya perseroan dalam menuju transisi energi.
Setiadi menjelaskan, pada pilar pertama, Bukit Asam akan meningkatkan kapasitas seiring dengan masih banyaknya cadangan batu bara yang belum termonetisasi di site-site perseroan. "Jadi, kalau kita lihat 2060 sudah fase out NZE, sementara cadangan kita masih banyak. Jadi, mau tidak mau kita harus tingkatkan kapasitas produksi," ucapnya di acara E2S Outlook Sektor ESDM 2023 & E2S Awards 2022, Selasa (13/12/2022).
Untuk itu, PTBA menargetkan adanya peningkatan kapasitas angkutan batu bara di Tanjung Enim menjadi double capacity pada tahun 2027 mendatang.
Pilar kedua, fokus pada transisi energi. Anggota Holding BUMN Industri Pertambangan ini mengaku sudah mulai merambah ke segmen renewable energy. Salah satunya dengan membangun PLTS di lahan-lahan pascatambang perseroan.
Sumber: Investor Daily
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Mahfud MD Tantang Arteria Laporkan Kepala BINSoal Transaksi Mencurigakan
Antam Menuju Perusahaan Global pada 2030
Honda Ajukan Banding atas Hukuman Marquez di MotoGP Portugal
Multifinance Kebut Pembiayaan di Awal Tahun
Kemenkes: Indonesia Kekurangan 30.000 Dokter Spesialis, Ini Perinciannya
Kontribusi Hingga 2,2% PDB Indonesia, CEO GoTo: Mitra Pahlawan Ekonomi
