Selasa, 21 Maret 2023

Atasi Hopeless of Job, Program Kartu Prakerja Harus Lebih Dioptimalkan

Herman / FMB
Sabtu, 21 Januari 2023 | 12:39 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Program Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, untuk mengatasi masalah pengangguran hopeless of job yang cukup tinggi di Indonesia, program Kartu Prakerja sebetulnya bisa menjadi solusi. Hanya saja harus dilakukan sejumlah pembenahan agar pelatihan yang dijalankan pesertanya memang sesuai dengan kebutuhan industri.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan salah satu tantangan dalam penurunan pengangguran di Indonesia adalah pengangguran yang mengalami hopeless of job atau pengangguran yang merasa tak mungkin memperoleh pekerjaan.

Dari total 8,4 juta orang yang menganggur, sebanyak 2,8 juta atau 33,45% mengalami hopeless of job. Dari 2,8 juta orang pengangguran yang mengalami situasi hopeless of job tersebut, sekitar 76,90% berpendidikan rendah lulusan SMP ke bawah.

"Memang data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hanya sekitar 12% penduduk Indonesia yang berpendidikan tinggi. Artinya ada sekitar 88% yang berpendidikan rendah. Tidak heran jika sekitar 33% yang menanggur mengalami hopeless of Job," kata Esther kepada Beritasatu.com, Sabtu (21/1/2023).

Untuk mengatasi tantangan ini, lanjut Esther, Indonesia bisa meniru Singapura, di mana pemerintahnya menjadi mediator antara pemberi kerja dan pencari kerja.

"Sebenarnya Kartu Prakerja sudah langkah awal yang bagus dari pemerintah. Tapi pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia, lalu ada jaminan mendapat pekerjaan setelah mengikuti pelatihan kartu pra kerja. Seharusnya dalam manajemen Kartu Prakerja menggandeng industri, sehingga kurikulum pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia. Hal ini juga di lakukan di Malaysia. Di kawasan industri ada pusat pelatihan untuk tenaga kerja," kata Esther.

Peserta Kartu Prakerja sebaiknya juga diprioritaskan pada kelompok masyarakat berpendidikan rendah atau SMP ke bawah yang masuk kategori hopeless of job.

"Yang berpendidikan rendah sebaiknya diprioritaskan. Karena tidak mungkin mengharapkan mereka yang berpendidikan rendah bisa menjadi pengusaha atau berbisnis sendiri. Hanya segelintir orang berpendidikan rendah yang sukses dalam menjalankan bisnis UMKM-nya," kata Esther.



Sumber: BeritaSatu.com

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

1033751
1033738
1033733
1033746
1033759
1033756
1033729
1033753
1033727
1033724
Loading..
Terpopuler Text

Foto Update Icon