Atasi Hopeless of Job, Program Kartu Prakerja Harus Lebih Dioptimalkan
Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Program Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, untuk mengatasi masalah pengangguran hopeless of job yang cukup tinggi di Indonesia, program Kartu Prakerja sebetulnya bisa menjadi solusi. Hanya saja harus dilakukan sejumlah pembenahan agar pelatihan yang dijalankan pesertanya memang sesuai dengan kebutuhan industri.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan salah satu tantangan dalam penurunan pengangguran di Indonesia adalah pengangguran yang mengalami hopeless of job atau pengangguran yang merasa tak mungkin memperoleh pekerjaan.
Dari total 8,4 juta orang yang menganggur, sebanyak 2,8 juta atau 33,45% mengalami hopeless of job. Dari 2,8 juta orang pengangguran yang mengalami situasi hopeless of job tersebut, sekitar 76,90% berpendidikan rendah lulusan SMP ke bawah.
"Memang data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hanya sekitar 12% penduduk Indonesia yang berpendidikan tinggi. Artinya ada sekitar 88% yang berpendidikan rendah. Tidak heran jika sekitar 33% yang menanggur mengalami hopeless of Job," kata Esther kepada Beritasatu.com, Sabtu (21/1/2023).
Untuk mengatasi tantangan ini, lanjut Esther, Indonesia bisa meniru Singapura, di mana pemerintahnya menjadi mediator antara pemberi kerja dan pencari kerja.
"Sebenarnya Kartu Prakerja sudah langkah awal yang bagus dari pemerintah. Tapi pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia, lalu ada jaminan mendapat pekerjaan setelah mengikuti pelatihan kartu pra kerja. Seharusnya dalam manajemen Kartu Prakerja menggandeng industri, sehingga kurikulum pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia. Hal ini juga di lakukan di Malaysia. Di kawasan industri ada pusat pelatihan untuk tenaga kerja," kata Esther.
Peserta Kartu Prakerja sebaiknya juga diprioritaskan pada kelompok masyarakat berpendidikan rendah atau SMP ke bawah yang masuk kategori hopeless of job.
"Yang berpendidikan rendah sebaiknya diprioritaskan. Karena tidak mungkin mengharapkan mereka yang berpendidikan rendah bisa menjadi pengusaha atau berbisnis sendiri. Hanya segelintir orang berpendidikan rendah yang sukses dalam menjalankan bisnis UMKM-nya," kata Esther.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Fantastis! Raffi Ahmad Hadiahkan Mama Amy Restoran Mewah
Swiss Open: The Babies dan Apriyani/Fadia Tampil Hari Ini
Jasa Raharja Targetkan Pembayaran Santunan Cair Kurang dari 24 Jam
Acha Septriasa Akui Bangga Bisa Main Film Bareng Andien
Menkes Sebut Tanggung Jawabnya Terganjal Wewenang Kesehatan
Emiten Gencar Tebar Dividen, IHSG Diproyeksi Menguat
Sambut Ramadan, Keju Kraft Hadirkan Menu Sehat Bernutrisi
Bapanas Pastikan Stok dan Harga Bahan Pangan Terkendali
BCA Tebar Dividen Tunai, Catat Jadwal Pembagiannya
