Jakarta, Beritasatu.com - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) sebagai emiten laboratorium klinis menjelaskan akan menambah dua outlet mandiri di 2023 di pulau Jawa. Aksi korporasi lainya yang dilakukan oleh Prodia dengan fokus mengembangkan layanan digital melalui anak usaha barunya PT Prodia Digital Indonesia (PRDI).
Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Mulianty mengatakan Prodia memang tidak berencana menambah cabang baru dalam skala besar ke depannya. Hal ini lantaran cakupan cabang yang telah menjangkau seluruh provinsi.
“Kami berencana menyiapkan dua outlet baru. Memang kami tidak mau terlalu ekspansif di penambahan outlet karena kami ingin memperbesar kanal digital. Sementata itu dengan kanal digital, akses konsumen akan mudah,” ungkap Dewi di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Di sisi lain, Prodia ingin fokus mengembangkan kanal digital melalui PRDI. Sampai akhir 2022, Prodia Mengelola 152 cabang mandiri yang tersebar di 34 provinsi. Perseroan juga mengoperasikan layanan yang bekerja sama dengan beberapa rumah sakit sehingga outlet kumulatif mencapai 276 unit.
Sebagai informasi, PRDA bersama induk usahanya PT Prodia Utama mendirikan anak usaha baru dengan total modal dasar senilai Rp1 triliun yakni PRDI.
PRDI bergerak di bidang aktivitas jasa informasi. PRDA memang tengah fokus mengembangkan layanan berbasis digital Prodia beberapa tahun terakhir yang dirancang dengan memperhatikan customer journey dan patient-centric model.
"Pemanfaatan digitalisasi diharapkan membantu menjangkau pelanggan yang lebih luas dan mendukung performa bisnis secara keseluruhan,” tuturnya.
Pada tahun 2022, PRDA menargetkan kontribusi pendapatan dari layanan digital dan home service sebesar 16% sampai 18%. Sedangkan kontribusi pasar digital tahun lalu berkisar di 11% sampai 12%. "Kontribusi diharapkan meningkat pada 2023 seiring dengan penyempurnaan layanan dan inovasi yang disiapkan,” ungkapnya.
Adapun untuk alokasi belanja modal atau capex 2023, Prodia kembali menyiapkan anggaran dengan nominal yang kurang lebih sama dengan 2022 yakni Rp 200 miliar sampai Rp 250 miliar. Capex akan digunakan untuk melanjutkan otomatisasi dan modernisasi fasilitas-fasilitas laboratorium sehingga lebih efisien.
"Kami harapkan 2023 pertumbuhan kinerja bisa kembali seperti sebelum pandemi yakni 9 hingga 10% atau bahkan lebih. Sektor kesehatan melanjutkan pertumbuhan karena awareness masyarakat juga meningkat,” katanya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com