Jakarta, Beritasatu.com - Pandemi covid-19 memiliki imbas nyata terhadap perubahan sektor bisnis dan lansekap pasar di seluruh dunia. Salah satunya, industri penjualan langsung atau direct selling.
Adapun tantangan terbesar dari industri ini saat ini adalah disinformasi yang memengaruhi perubahan perilaku konsumen. Pasalnya, krisis covid-19 mendorong masyarakat mengubah pola hidup, pola konsumsi dan pola belanja.
Chief Strategy and Transformation Officer QNET, Trevor Kuna mengatakan, penjualan langsung adalah industri yang mapan dan diatur secara ketat di banyak negara maju.
“Namun, di banyak pasar negara berkembang di seluruh dunia, pertumbuhan gig economy dan munculnya model bisnis baru yang inovatif, berbeda dari perdagangan tradisional, tidak hanya tidak diatur tetapi juga sering disalahpahami,” kata Trevor, dilansir dari Antara, Rabu (25/1/2023).
Menurut Trevor, kondisi tersebut memacu perseroan untuk meluncurkan Direct Selling Disinformation Center (DSDC) atau pusat disinformasi penjualan langsung, untuk melawan penyebaran disinformasi dan misinformasi tentang industri penjualan langsung dan mereknya.
Direct Selling Disinformation Center ini akan bekerja di seluruh industri penjualan langsung untuk memastikan praktik terbaik diikuti, termasuk transparansi, ekspektasi mitra yang realistis, serta deskripsi dan klaim produk yang akurat.
"Pada saat yang sama, DSDC akan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait di pemerintahan dan badan perdagangan, serta regulator, untuk mengedukasi mereka tentang model bisnis, potensinya, dan dampaknya terhadap perekonomian,” kata Trevor.
Baca selanjutnya
Trevor mengatakan, pada tahun 2021 lebih dari 128 juta distributor menghasilkan ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: ANTARA