Harga Minyak Terkoreksi karena Prospek Pasokan Lebih Kuat
Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak ditutup lebih rendah pada Jumat (27/1/2023) karena indikasi pasokan minyak Rusia yang kuat mengimbangi data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS yang lebih baik dari perkiraan. Faktor lain yang mempengaruhi harga minyak yakni margin penyulingan yang kuat dan harapan pemulihan cepat permintaan Tiongkok.
Harga minyak Brent berjangka turun 81 sen, atau 0,9%, menjadi US$ 86,66 per barel, dan secara mingguan naik hanya 3 sen dari minggu lalu. Sedangkan harga minyak mentah AS turun US$ 1,33, atau 1,6%, menjadi $79,68. Adapun pada minggu ini, melemah 2%.
Para trader dan perhitungan Reuters menunjukkan pengiriman minyak dari pelabuhan Baltik Rusia akan naik sebesar 50% bulan ini dibandingkan Desember karena penjual mencoba memenuhi kuatnya permintaan di Asia dan keuntungan dari kenaikan harga energi global.
Pemuatan minyak mentah Ural dan KEBCO dari Ust-Luga selama 1-10 Februari dapat naik menjadi 1,0 juta ton dari 0,9 juta pada Januari.
"Jika pasokan Rusia tetap kuat menjelang bulan depan, minyak mungkin akan terus turun," kata analis Again Capital LLC John Kilduff, di New York.
Dia menambahkan aksi ambil untung (profit taking) menjelang akhir pekan juga membuat harga minyak terpangkas.
Perusahaan energi AS minggu ini menjaga rig minyak dan gas alam tetap stabil di 771, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co BKR.O mengatakan dalam laporannya Jumat.
Sementara delegasi OPEC+ bertemu minggu depan untuk meninjau tingkat produksi minyak mentah. Kelompok produsen minyak mengharapkan tidak ada perubahan pada kebijakan produksi saat ini.
Trader juga akan memantau keputusan Federal Reserve AS (The Fed) tentang suku bunga pada pertemuan 31 Januari dan 1 Februari dengan latar belakang penurunan inflasi dan PDB AS tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan sebesar 2,9% pada kuartal keempat 2022.
Di Tiongkok, kasus Covid-19 turun 72% dari level puncak awal bulan ini. Sementara kematian harian pasien Covid-19 di rumah sakit telah turun 79% dari puncaknya. Hal ini menunjukkan normalisasi ekonomi Tiongkok sehingga meningkatkan ekspektasi permintaan minyak.
Sumber: CNBC
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Hari Ini, Kemenag Pantau Hilal Ramadan di 124 Lokasi
Cegah Pemalsuan Data Penduduk, BSKDN Tekankan Pentingnya Aktivasi IKD
Krisis Mereda, Harga Emas Turun Jelang Keputusan the Fed
KPPU Pantau Kenaikan Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan
Pekan Kesetaran Gender, Taiwan Promosikan Pemberdayaan Perempuan
Petarung Aung La N Sang Ingin Tebar Pesona MMA Asia di AS
Keramas Massal, Cara Warga Babakan Tangerang Sambut Ramadan
UBS Selamatkan Credit Suisse, Harga Minyak Melonjak
Pawai Ogoh-ogoh Jelang Nyepi Jadi Daya Tarik Wisman
