Sabtu, 25 Maret 2023

Mengintip Prospek Pasar Batu Bara 2023 dan Sahamnya

Yunia Rusmalina / WBP
Sabtu, 28 Januari 2023 | 08:49 WIB

Jakarta, Beritasatu.com– Prospek pasar baru bara pada 2023 diproyeksi masih cerah mengingat kuatnya permintaan dari Tiongkok dan India. Merujuk S&P Global Commodity Insight, kedua negara ini kemungkinan akan meningkatkan produksi batu bara domestik pada tahun ini.

"Produksi batu bara domestik Tiongkok 2023 akan mencapai 4,9 miliar matrix ton (MT), naik dari 4,5 miliar MT pada 2022, sedangkan produksi batu bara India diperkirakan mencapai 950 juta MT pada tahun 2023, meningkat dari 840 juta MT pada 2022," kata analis Capital Futures Wahyu Tri Lasksono Jumat (27/1/2023).

Sementara International Energy Agency (IEA) memperkirakan permintaan batu bara global akan melonjak. Namun pada tahun mendatang, permintaan batu bara diprediksi akan jatuh di ekonomi negara maju digantikan sumber daya terbarukan. “Harga batu bara tetap berpotensi naik di tengah gangguan cuaca yang sedang berlangsung,”  kata dia.

Investor yang tertarik pada batu bara harus mengawasi faktor-faktor seperti efek sanksi terhadap energi Rusia, potensi mengakhiri larangan Tiongkok terhadap batu bara Australia, hingga kebijakan perubahan iklim pemerintah Australia.

Wahyu merekomendasikan saham batu bara masih menjadi pilihan. Untuk jangka pendek, Wahyu merekomendaskan saham batu bara seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di bawah level Rp 3.000 dengan potensial naik ke Rp 3.300-Rp 3.600. "Untuk jangka menengah (medium term) di bawah Rp 2.600," kata dia.

Soal harga saham batu bara yang mengalami koreksi belakangan ini menurut Wahyu merupakan hal wajar. Secara umum 3 bulan terakhir, IHSG juga mengalami koreksi. “Sangat biasa batu bara koreksi, apalagi pasca overbought didukung koreksi minyak dan LNG,”ungkapnya.

Harga batu bara turun tajam pada bulan Desember menyusul penurunan di seluruh kompleks energi, peningkatan pasokan pada saat permintaan menurun dan harga gas yang turun tajam di Eropa. “Berita besarnya adalah Tiongkok mengizinkan empat perusahaan untuk mengimpor batu bara Australia dan ekspor Indonesia kembali penuh,” ungkapnya.

Adapun pembukaan Tiongkok dipandang sebagai langkah bullish bagi pasar batu bara. Namun penyebaran Covid-19 yang cepat telah menurunkan permintaan dari Tiongkok.



Sumber: Investor Daily

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

1034542
1034543
1034492
1034541
1034510
1034540
1034539
1034538
1034537
1034536
Loading..
Terpopuler Text

Foto Update Icon