Long Form Sensus Penduduk Pertajam Pembangunan Kependudukan
Jakarta, Beritasatu.com- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 (SP2020 Lanjutan) sebagai rangkaian lanjutan SP2020 yang telah dilakukan di 2020. SP2020 Lanjutan mengumpulkan data yang lebih lengkap dan komprehensif, tidak hanya terkait parameter demografi, tetapi pendidikan, disabilitas, maupun perumahan. Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 sebagai benchmark indikator demografi Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai penajaman arah pembangunan kependudukan bagi pemerintah.
“Long form ini merupakan satu kegiatan yang keberlanjutan dari sensus penduduk secara lengkap. Pendataan long form menghasilkan parameter demografi indikator variabel komponen demografi yang dihasilkan bersama-sama,” ucap Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono dalam Launching Reformasi Birokrasi dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 di Menara Danareksa pada Senin (30/1/2023).
Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 menghasilkan parameter demografi serta karakteristik penduduk untuk menghasilkan indikator SDGs dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) bidang kependudukan. Parameter kependudukan yang dihasilkan akan meningkatkan akurasi dan mempertajam arah kebijakan pembangunan kependudukan sekaligus penyusunan proyeksi penduduk menuju Indonesia Emas 2045.
Adapun pendataan Long Form SP2020 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 4.294.896 rumah tangga dalam 268.431 Blok Sensus (BS) yang tersebar di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia pada periode pendataan 1-30 Juni 2022.
Indikator kependudukan utama yang dihasilkan dari Long Form SP2020, antara lain indikator fertilitas, indikator mortalitas, dan mobilitas penduduk. Long Form SP2020 dapat menyediakan indikator SDGs untuk mendukung tujuan nomor 3 (menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di semua usia), khususnya target 3.1, 3.2, 3.6, 3.7 dan 3.9.
Hasil Sensus Penduduk menunjukkan Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) Indonesia menurun dalam 5 dekade terakhir. Sensus Penduduk 1971 mencatat angka TFR sebesar 5,61 yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 5-6 anak selama masa reproduksinya. Sementara Long Form SP2020 mencatat TFR sebesar 2,18, yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya. Angka kelahiran total ini semakin mendekati replacement level, artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi.
“Fertilitas kita mengalami penurunan, ada banyak faktor pertama yaitu program keluarga berencana (KB). Kedua yaitu teman-teman kita generasi milenial (hanya) punya anak 1 sampai 2 dua orang demikian kalau anak 2 tumbuh seimbang menggantikannya,” kata Ateng.
Sumber: Investor Daily
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Jokowi Tunggu Laporan Erick Thohir soal Potensi Sanksi FIFA
Minggu Depan, Jokowi Lantik Menpora dan Kepala BNPT Baru
Man City vs Liverpool: Prediksi, Taktik, dan Perkiraan Susunan Pemain
Peringatkan Rafael, KPK: Kooperatif pada Proses Penyidikan
Azas Tigor: Mudik Gratis demi Keselamatan dan Bantu Masyarakat
Laba Bersih Blue Bird Naik 45 Kali Lipat TembusRp 358,35 Miliar
Petugas Damkar Jaksel Evakuasi Handphone dari Gorong-Gorong
Teten: Bukan Gertak Sambal, yang Kita Lawan Impor Pakaian Bekas Ilegal
