Jumat, 31 Maret 2023

Pelindo Jajaki Pengapalan Langsung Pelabuhan Belawan ke India

Yunia Rusmalina / WBP
Selasa, 31 Januari 2023 | 10:14 WIB

Jakarta, Beritasatu.com- PT Pelabuhan Indonesia Persero (Pelindo) bersama konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) tengah menjajaki pengapalan langsung (direct call) dari Pelabuhan Belawan, Medan Sumatra Utara ke sejumlah negara, secara bertahap.

Salah satu negara yang sedang dibidik adalah India. India dipilih karena potensinya besar dan posisinya strategis sebagai pintu gerbang Asia Selatan.

Menurut Stafsus III Kementerian BUMN Arya Sinulingga selama ini pengapalan dari Indonesia ke India tidak bisa secara langsung.

Advertisement

"Pengangkutan komoditas ekspor selama ini tak bisa dikapalkan langsung menuju negara tujuan. Peti kemas dari Riau harus dikirim dulu ke Belawan. Dari Belawan mampir dulu ke pelabuhan transit di luar negeri, untuk digabungkan dengan peti kemas lain," tutur Arya dalam keterangannya, Senin (30/1/2023).

Arya menambahkan pelabuhan Belawan berpeluang besar memberikan layanan direct call terlebih dengan digandengnya DP World oleh INA sebagai mitra strategis dalam konsorsium INA, Agustus 2022 lalu. DP World merupakan operator global yang memiliki jaringan dengan shipping line dan 60 pelabuhan internasional yang tersebar di lima benua.

Selain menggandeng mitra global, Belawan bakal dikembangkan melalui optimalisasi infrastruktur, peningkatan kinerja, dan penerapan sistem teknologi infomasi (TI) terintegrasi.

"Diharapkan, kinerja bongkar muat Pelabuhan Belawan akan meningkat dan waktu sandar kapal (port stay) dapat berkurang. Dengan demikian, Belawan dapat masuk ke dalam jaringan ekosistem logistik global," tutupnya.

Diketahui, nilai dan volume perdagangan antara Indonesia dan India terus meningkat. Perdagangan kedua negara pada 2016 hanya US$ 16,92 miliar dan 5 tahun kemudian pada 2021, nilainya naik hampir 25% menjadi US$ 20,96 miliar. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi di kedua negara.

Dari India, Indonesia banyak mendatangkan kendaraan bermotor, peralatan telekomunikasi, bahan bakar, daging kerbau, serta pakan ternak. Sebaliknya, Indonesia banyak mengekspor batu bara (nilainya US$ 4,3 miliar pada 2021), produk kelapa sawit (US$ 3,4 miliar), besi dan baja (US$ 1 miliar), bahan kimia (US$ 575 juta), serta karet (US$ 331 juta).

Adapun sebagian dari komoditas ekspor ke India ini dikapalkan dari Sumatra yang dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan melalui Pelabuhan Belawan (Sumatra Utara), Pelabuhan Perawang (Riau), dan sejumlah pelabuhan milik swasta di sepanjang Sungai Siak, Provinsi Riau.

Akibatnya, para eksportir musti menanggung biaya sea freight mahal dan waktu tempuh lebih lama. Selain itu, negara harus menghabiskan banyak devisa karena sebagian besar jasa pengapalan dibayar dalam mata uang asing.

“Pelayaran direct call akan menjadi salah satu ikhtiar penting untuk meningkatkan daya saing eksportir, sekaligus menghemat devisa,” tuturnya.



Sumber: Investor Daily

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

1035642
1035643
1035639
1035638
1035637
1035635
1035633
1035634
1035632
1035631
Loading..
Terpopuler Text

Foto Update Icon