Laba Konsolidasi IFG Diproyeksi Rp 3,44 Triliun di 2022
Jakarta, Beritasatu.com- Indonesia Financial Grup (IFG), BUMN holding asuransi, investasi dan penjaminan memproyeksikan laba konsolidasi tahun 2022 mencapai Rp 3,44 triliun. Nilai tersebut naik tipis 0,5% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 3,42 triliun.
Direktur Utama IFG Robertus Bilitea mengungkapkan, kinerja positif tersebut berasal dari kenaikan sejumlah pendapatan. Di antaranya yakni pendapatan dari underwriting, pendapatan jasa keuangan & pengelolaan gedung, pendapatan lain-lain terutama dari penerimaan denda sumbangan wajib pada salah satu anak perusahaan.
Di samping itu, laba bersih holding juga disumbangkan oleh kenaikan hasil investasi dari sejumlah anak perusahaan. PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) misalnya mencatat hasil investasi sebesar Rp 1,1 triliun, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Rp 297 miliar, dan PT Jasa Raharja sebesar Rp 262 miliar.
"Dengan sentimen positif tersebut, kenaikan pendapatan usaha konsolidasi holding diproyeksikan naik menjadi 20% sebesar Rp 10,50 triliun dari periode sebelumnya sekitar Rp 9,30 triliun," ujar Robertus di sela-sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Robertus mengatakan, catatan positif kinerja holding juga disumbangkan oleh pendapatan premi bruto konsolidasi sebesar Rp 26,84 triliun, atau naik 0,5% dari periode sebelumnya sebesar Rp 26,71 triliun. Kenaikan pendapatan premi tersebut masing-masing disumbangkan oleh anak perusahaan, antara lain IFG Life sebesar Rp 830 miliar, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) Rp 578 miliar, dan Jasa Raharja Rp 212 miliar.
Di sisi lain, Jasindo telah mencatat perbaikan tingkat kesehatan pada kinerja fundamental perusahaan dengan mencatat risk based capital (RBC) menjadi positif sejak akhir tahun lalu menjadi 137,21%. Menurut Robertus, pencapaian tersebut berkat usaha keras, komitmen, dan kolaborasi antara holding dan anak perusahaan, yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan.
Selain itu, sambung dia, Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) dari anak perusahaan diimplementasi dengan ketat. Termasuk dukungan holding dalam memberikan pinjaman pemegang saham (shareholder loan) sebesar Rp 250 miliar.
"Kinerja holding yang mencatatkan laba tersebut berasal dari komitmen dan konsistensi holding bersama anak perusahaan dalam melakukan transformasi bisnis, yang berorientasi pada fokus bisnis pada masing-masing anak perusahaan dan mendasarkan kinerja pada tata kelola perusahaan yang prudent, transparan, dan berkelanjutan," ujar Robertus.
Sumber: Investor Daily
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Pelajar SMP di Sukabumi Tewas dengan Sejumlah Luka Bacokan
KPK Yakin Publik Tak Terpancing Narasi Kuasa Hukum Lukas Enembe
Aparat Kontak Tembak dengan KKB Saat Kejar Pelaku Penembak Tukang Ojek
PKB Sebut Kemesraan Ganjar dan Prabowo Semu
Penampakan Gudang Goto Living di Tangerang Pascakebakaran
7 Hal yang Membatalkan Puasa, Apa Saja?
5 Keutamaan Sholat Tahajud, Doanya Dikabulkan dan Dijanjikan Surga!
