IMF: Risiko Inflasi dan Covid-19 Masih Mengintai
Washington, Beritasatu.com – Terlepas dari prospek yang lebih cerah, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan masih banyak risiko menanti di tahun 2023 ini.
Eskalasi perang di Ukraina dapat memengaruhi harga makanan dan energi, pemulihan ekonomi Tiongkok mungkin terhenti karena krisis real estate yang semakin dalam, dan wabah Covid-19 yang masih parah karena kekebalan populasi di Tiongkok yang rendah dan kapasitas rumah sakit yang tidak mencukupi.
Inflasi yang membandel juga dapat mendorong pengetatan lebih lanjut oleh bank-bank sentral dan menghambat aktivitas bisnis karena kenaikan biaya pinjaman.
“Perang melawan inflasi belum dimenangkan,” kata Kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, Selasa (31/1/2023).
Inflasi keseluruhan mungkin telah mencapai puncaknya, tetapi inflasi inti yang menghilangkan komponen makanan dan energi tetap jauh di atas tingkat sebelum pandemi di sebagian besar negara.
Bahkan ketika kebijakan moneter yang lebih ketat mulai mendinginkan permintaan dan menurunkan inflasi, IMF memperingatkan dampak penuh dari kebijakan moneter tidak mungkin terwujud sebelum 2024.
Mungkin ada kejutan yang menguntungkan, seperti jika konsumsi tetap solid atau inflasi turun tanpa memicu peningkatan pengangguran.
Tetapi Gourinchas memperingatkan saat ini terlalu dini untuk terlalu membebani “skenario jinak semacam itu”, di mana harga-harga mendingin dengan sendirinya.
Sumber: AFP
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Berkah Ramadan, Perajin Beduk dan Rebana di Blitar Banjir Pesanan
BEM UI Buat Meme Puan Berbadan Tikus, PDIP Berang: Rendahkan Akal Budi
Istrinya Kerap Pamer Harta, Sekda Riau Ditegur Wagub Edy Natar
Ragam Versi Bacaan Doa Buka Puasa
