Harga Minyak Naik karena Permintaan AS Lebih Tinggi
Whisnu Bagus Prasetyo / WBP
Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak ditutup naik tipis pada Selasa (31/1/2023) setelah pulih dari level terendah hampir 3 minggu, karena melemahnya dolar serta permintaan minyak Amerika Serikat (AS) naik pada November.
Harga minyak kontrak Brent bulan kedua yang lebih aktif naik 96 sen atau 1% jadi US$ 85,46 per barel, sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 97 sen atau 1,3% jadi US$ 78,87 per barel.
"Meningkatnya volatilitas pada hari kedaluwarsa membuat kontrak bulan depan tertekan karena trader menutup posisi," kata analis Mizuho Robert Yawger.
Adapun kontrak bulan depan mencapai US$ 84,49 per barel, turun 41 sen. Selama perdagangan, kontrak bulan depan Brent dan WTI berjangka menyentuh level terendah dalam hampir 3 minggu karena para pedagang khawatir prospek kenaikan suku bunga dan aliran minyak mentah Rusia yang melimpah.
Kontrak berjangka Brent April dan WTI AS bulan depan naik setelah Administrasi Informasi Energi AS melaporkan bahwa permintaan minyak mentah dan produk minyak AS bertambah 178.000 barel per hari (bph) pada November menjadi 20,59 juta bph, tertinggi sejak Agustus.
"Acuan minyak mentah juga didukung pelemahan dolar AS," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Hal ini membuat minyak mentah berdenominasi dolar lebih murah bagi pembeli asing.
Indeks dolar berbalik negatif setelah biaya tenaga kerja kuartal keempat 2022 meningkat pada laju paling lambat dalam 1 tahun karena pertumbuhan upah melambat. Hal ini memperkuat ekspektasi Fed memperlambat kenaikan suku bunga.
Investor mengharapkan Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu (1/2/2023). Adapun Bank of England dan Bank Sentral Eropa diproyeksi naikkan suku bunga setengah poin persentase pada hari berikutnya.
Delegasi OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa panel OPEC+ kemungkinan akan merekomendasikan agar kebijakan produksi tidak berubah pada pertemuan Rabu.
Secara terpisah, stok minyak mentah AS kemungkinan akan meningkat minggu lalu, jajak pendapat Reuters menunjukkan menjelang laporan American Petroleum Institute.
Sumber: CNBC
# Harga Minyak# Permintaan Minyak AS# Dolar# Beritasatu Bisnis# The Fed