Hippindo Tanggapi Fenomena Banyak Gerai Ritel Modern Tutup
Herman / FER
Jakarta, Beritasatu.com - Dalam tiga tahun terakhir ini, banyak gerai ritel besar yang ditutup permanen. Pertimbangannya karena dinilai tidak lagi memiliki peluang untuk bertumbuh setelah dihantam pandemi Covid-19. Terbaru, tujuh gerai Transmart ditutup permanen.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyampaikan, penutupan gerai ritel sebetulnya hal yang biasa dilakukan oleh peritel sebagai salah satu strategi bisnis. Bila gerai tersebut memang tidak memiliki prospek untuk bertumbuh, langkah yang bisa diambil salah satunya dengan menutup gerai tersebut agar lebih efisien.
"Penutupan gerai ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, tetapi memang saya rasa sudah dalam rencana untuk efisiensi. Mungkin ekspansi ke tempat lain lalu menutup yang kurang bagus. Dari dulu kan memang begitu, yang kurang bagus ditutup atau diperkecil, yang bagus diperkuat. Saya lihat Transmart juga sedang melakukan itu,” kata Budihardjo Iduansjah kepada Beritasatu.com, di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).
Khusus untuk Transmart, Budihardjo menilai langkah yang diambil Transmart memang sudah tepat sebagai upaya efisiensi untuk memperkuat bisnisnya.
"Transmart ini kan core bisnisnya banyak, ada pusat permainan, ada yang lain, jadi dia akan konsolidasi mencari bentuk baru yang disukai konsumen, ini semua berproses. Justru dia harus melakukan itu. Kalau tidak, ini akan berbahaya. Transmart memang harus mengubah konsep jadi lifestyle plus belanja, ada coffee shop, tempat makan, saya lihat dia sedang proses ke sana,” kata Budiharjo.
Manajemen Transmart sendiri memastikan akan berlari lebih kencang setelah melakukan efisiensi dengan menutup tujuh gerainya secara permanen. Melalui 95 gerai yang saat ini masih tetap eksis, manajemen Transmart sudah menyiapkan strategi khusus, salah satunya menjadikan Transmart sebagai trendsetter untuk produk ramah lingkungan dan hemat energi.
“Kita akan melangkah lebih jauh dan menjadi trendsetter untuk produk-produk yang ramah lingkungan dan hemat energi,” kata Vice President Corporate Communication Transmart Satria Hamid.
Satria menegaskan, operasional bisnis Transmart saat ini masih berjalan seperti biasa. Penutupan tujuh gerainya selama pandemi dilakukan sebagai langkah efisiensi karena toko tersebut dinilai sudah tidak punya peluang untuk terus bertumbuh. Melalui langkah efisiensi tersebut, justru Transmart kini memiliki kekuatan yang lebih besar untuk mengembangkan berbagai inovasi.
"Operasional bisnis kita masih seperti biasa. Bahkan kita confidence untuk menghadapi Ramadan dan Lebaran. Kita sudah menyediakan stok barang rata-rata tiga kali lipat dari kebutuhan normal per bulannya,” kata Satria.
Sumber: BeritaSatu.com
# ritel# Ritel Bangkrut# Hippindo# Transmart# Beritasatu Bisnis