Indef Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2023 Bakal Meredup
Arnoldus Kristianus / FER
Jakarta, Beritasatu.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 berada pada kisaran 4,7% hingga 4,9%.
Hal ini tidak terlepas dari pelemahan ekonomi yang terjadi pada kuartal IV 2022 yang hanya tumbuh 5,01% secara year on year (yoy) dan terjadi penurunan dari kuartal III 2022 yang sebesar 5,72%.
"Kami melihat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2003 sekitar 4,9%. Itu pun kayak yang cukup realistis dengan melihat situasi yang ada,” kata Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Tauhid mengatakan pada awal tahun 2023 ini belum ada faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Sebab pada kuartal awal biasanya belanja pemerintah belum berjalan dan baru tahap perencanaan.
“Trennya kalau kita lihat 3 bulan terakhir dan ini masih terasa di awal Januari bahwa pertumbuhan ekspor semakin turun maka tentu saja ini menjadi sinyalemen 2023 efek dari global memang dirasakan akan semakin berat,” kata Tauhid.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menyarankan pemerintah untuk menjalankan tiga langkah untuk mengantisipasi terjadinya perlambatan (deselerasi) dalam pertumbuhan ekonomi tahun 2023.
Langkah pertama untuk mengantisipasi terjadinya deselerasi adalah meredam gejolak ekonomi global dengan mendorong pertumbuhan sektor industri di atas pertumbuhan ekonomi. "Saat ini masih ada ruang untuk mendorong sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi ekspor dan investasi," kata Eko.
Kedua yaitu meningkatkan daya beli dengan program pengentasan kemiskinan secara proaktif, tidak sekedar menebar bantuan sosial Eko mengatakan selama ini upaya mengurangi kemiskinan dilihat dari pemberian bantuan sosial yang menjadi penghasilan tambahan bagi penduduk miskin. Tetapi ini gak cukup harus mulai program-program bergeser ke pemberdayaan.
“Ini sudah saatnya kita melihat bagaimana indikator orang bisa keluar dari kemiskinan dan tidak memerlukan banso lagi. Ini yang menurut saya harus dilakukan," kata Eko.
Ketiga yaitu diperlukan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas sangat diperlukan untuk memastikan berkurangnya tingkat kemiskinan dan pengangguran.
“Kalau pertumbuhan ekonomi 5,3% terus kemiskinan dan pengangguran masih tinggi ini tidak menunjukan kinerja fantastis,” pungkas Eko.
# Pertumbuhan Ekonomi# Indef# Pertumbuhan Ekonomi 2023# Ekonomi Indonesia# Beritasatu Bisnis