Laba Adaro Minerals Terbang 114%, Ini Pemicunya
Jakarta, Beritasatu.com- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan kenaikan laba bersih 114,17% (yoy) menjadi US$ 332,21 juta pada 2022. Prestasi ini salah satunya ditopang kenaikan pendapatan usaha hingga 97% (yoy) menjadi US$ 908 juta tahun lalu, berkat kenaikan volume penjualan maupun rata-rata harga jual (average selling price/ASP) secara tahunan.
ADMR juga mencatatkan kenaikan 42% (yoy) pada ASP pada 2022 dengan dukungan kenaikan permintaan pascapandemi. Volume produksi anak usaha PT Adaro Energy Indonesia (ADRO) ini, naik 46% (yoy) menjadi 3,37 juta ton. "Sedangkan volume penjualannya mencapai 3,2 juta ton sepanjang 2022, naik 39% dari 2,3 juta ton pada 2021," demikian keterangan manajemen dikutip Investor Daily, Jumat (3/3/2023).
Sementara pengupasan lapisan penutup tahun lalu mencapai 8,32 million bank cubic meter (Mbcm), tumbuh 62% dari 5,15 Mbcm tahun sebelumnya. Sehingga nisbah kupas pada 2022 tercatat 2,47x atau naik 10% dari 2,24x pada 2021.
Beban pokok pendapatan pada 2022 naik 70% menjadi US$ 373 juta dari US$ 220 juta pada FY21, terutama karena kenaikan biaya royalti yang didorong kenaikan volume penjualan maupun ASP.
Dari pertumbuhan pendapatan tahun lalu, biaya penambangan yang ditanggung perseroan naik 51% menjadi US$ 65 juta sampai Desember 2022. Hal ini disebabkan kenaikan pengupasan penutup dan volume produksi. Kenaikan volume secara tahunan juga mendorong kenaikan 113% pada biaya pemrosesan batu bara menjadi US$ 49 juta dari $23 juta pada 2021.
Sedangkan biaya pengiriman dan penanganan naik 76% menjadi US$ 86 juta, diikuti kenaikan 162% pada biaya bahan bakar yang terjadi karena kenaikan volume maupun biaya bahan bakar.
Beban royalti kepada pemerintah tahun lalu juga perseroan catat, naik 146% menjadi US$ 152 juta karena kenaikan pendapatan. Biaya royalti meliputi 41% beban pokok pendapatan pada 2022 sedangkan pada 2021 biaya royalti meliputi 28% beban pokok pendapatan.
Selanjutnya, beban usaha tahun lalu naik hampir tiga kali lipat menjadi US$ 75 juta, terutama karena kenaikan cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah. ADMR mencatat kenaikan 231% pada komisi penjualan menjadi US$ 9,1 juta pada 2022, sejalan dengan kenaikan volume penjualan maupun ASP yang masing-masing naik 39% dan 42% secara tahunan.
Terakhir, Adaro Minerals membayar royalti kepada Pemerintah Indonesia dan beban pajak penghasilan badan mencapai US$ 254 juta tahun lalu, naik 137% dari US$ 107 juta pada 2021 karena kenaikan pendapatan dari penjualan batu bara.
Berita ini juga sudah tayang di Investor.id dengan judul: CEO Ungkap Target dan Belanja Adaro Minerals (ADMR) Tahun Ini
Saksikan live streaming program-program BTV di sini