2023 Industri Multifinance Masih Prospektif, Intip Alasannya

Jakarta, Beritasatu.com - Permintaan industri pembiayaan atau multifinance pada 2023 diproyeksi tumbuh setelah pada 2022 enam multifinance berhasil mencatat kinerja apik.
"Pemulihan perekonomian yang optimal memengaruhi credit demand, likuiditas yang melimpah dan memadai di tahun 2022 juga masih akan berlanjut di tahun 2023. Hal ini juga akan memengaruhi realisasi pembiayaan multifinanceke depan," kata Senior Investment Information Mirae Asset M Nafan Aji Gusta saat dihubungi Investor Daily, Minggu (12/3/2023).
Namun demikian, menurut dia, kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dalam menjaga tingkat inflasi sekaligus tingkat suku bunga acuan yang relevan dengan kebijakan The Fed menjadi hal krusial. Langkah ini secara tidak langsung bisa berdampak baik dari sisi pembiayaan maupun profitabilitas multifinance.
"Yang menjadi tantangannya adalah bank sentral di berbagai negara masih berkomitmen menurunkan inflasi, sehingga kebijakan moneter yang agresif masih berlanjut. Jadi otomatis sentimen dari global memengaruhi volatilitas pasar, khususnya multifinance di Tanah Air," kata Nafan.
Di sisi lain, dia meyakini, fundamental makro ekonomi dalam negeri masih cukup solid. Aktivitas masyarakat yang kian menggeliat dapat menopang optimalisasi permintaan pembiayaan ke multifinance dalam beberapa waktu mendatang.
Nafan menuturkan, OJK telah memproyeksi piutang pembiayaan multifinance tumbuh dalam kisaran 13%-15% seiring kondisi likuiditas memadai. Hingga pada akhirnya hal tersebut diharapkan turut mendukung pergerakan harga saham-saham emiten multifinance ke depan.
"Semestinya ini bisa membuat pergerakan harga saham emiten multifinance bisa resilen dan defensif dalam rangka menghadapi pasar finansial global. Sedangkan secara valuasi seiring waktu untuk multifinance, memang sudah ada beberapa yang tinggi. Ke depan para investor masih akan melihat prospek daripada kenaikan kinerja, yang saya pikir masih cukup resilien," kata Nafan.
Enam emiten multifinance atau perusahaan pembiayaan meraup laba sepanjang 2022. Jika ditotal, laba bersih yang dikumpulkan mencapai Rp 4,80 triliun, naik 54,91% year on year (yoy) dari tahun 2021 Rp 3,10 triliun di tahun sebelumnya. Keenam perusahaan itu PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT Clipan Finance Indonesia (CFIN), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) melalui entitas usaha yakni PT Indomobil Finance Indonesia, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN).
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Kasus Tewasnya Brigadir Setyo, Polri: Hasil Analisis CCTV Tak Ada Orang Lain yang Masuk
4
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin