Kemilau Emas Makin Bersinar karena Krisis Credit Suisse
Chicago, Beritasatu.com- Harga emas naik lebih 1% mencapai level tertinggi sejak awal Februari pada Rabu (15/3/2023) karena krisis baru di sektor perbankan melanda Credit Suisse setelah sahamnya sempat anjlok terburuk sepanjang masa. Hal ini membuat investor menjauh dari aset berisiko dan mendorong memborong emas batangan yang lebih aman.
Harga emas naik 1,07% menjadi US$ 1.931,3.
“Ada banyak kekhawatiran tentang Credit Suisse dan sekarang bank-bank Eropa benar-benar mendapat tekanan,” kata Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures Phillip Streible dikutip CNBC International di Chicago.
Saham bank Eropa berada di bawah tekanan menyusul anjloknya saham Credit Suisse setelah investor terbesarnya meyatakan tidak mau memberikan bantuan keuangan.
“Orang-orang pergi ke Departemen Keuangan AS, emas, perak, dan dolar. Mereka keluar dari aset berisiko seperti bursa saham AS dan logam yang sensitif secara ekonomi seperti tembaga, platinum, dan paladium,” kata Streible.
Emas naik meskipun dolar AS menguat yang biasanya membebani permintaan emas yang dihargakan dalam dolar.
Sementara harga perak merosot 0,72% menjadi US$ 21,88 per ons, platinum tergerus 2,5% ke US$ 958,36, dan paladium turun 4,8% menjadi US$ 1.444,8.
Fokus investor masih seputar langkah Federal Reserve (The Fed) selanjutnya menyikapi suku bunga melihat peningkatan inflasi pada Februari dan runtuhnya dua bank regional di AS.
Pasar menempatkan peluang 42,9% pada Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan 21-22 Maret, dan 57,1% suku bunga dipertahankan pada level saat ini.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi bunga tinggi meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, seeprti emas.
Saham Credit Suisse sempat anjlok 30% atau penurunan terbesar dalam 1 hari di bursa Swiss, Rabu (15/3/2023). Namun saham Credit akhirnya ditutup turun hanya 24%. Sementara di bursa AS, saham Credit Suisse ditutup anjlok hampir 14%.
Kejatuhan saham Credit Suisse juga dipicu Saudi National Bank (SNB) pemegang saham terbesarnya tak mau menyuntikkan modal. Selain itu, Credit Suisse belum mampu membendung arus keluar nasabah.
Namun awal pekan ini Credit Suisse menerbitkan laporan keuangan tahun 2022, yang mengatakan telah mengidentifikasi "kelemahan material" dalam pelaporan keuangan.
Credit Suisse pernah menjadi pemain besar di Wall Street. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Credit Suisse dilanda serangkaian skandal dan kegagalan kepatuhan, yang telah merusak reputasi di mata klien dan investor. Kondisi ini juga membuat beberapa eksekutif puncak kehilangan pekerjaan.
Jatuhnya saham Credit Suisse menyebabkan aksi jual saham perbankan lainnya di bursa Eropa setelah sektor tersebut pulih pada Selasa (14/3/2023). BNP Paribas, Societe Generale, Commerzbank dan Deutsche Bank merupakan sejumlah bank yang membukukan penurunan tajam.
Beberapa saham bank, termasuk Credit Suisse, untuk sementara dihentikan perdagangannya pada Rabu pagi karena anjlok cukup parah.
Jatuhnya saham Credit Suisse menambah kekhawatiran pelaku pasar, setelah baru-baru ini dikejutkan dengan runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank di Amerika Serikat.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini