Soal Pakaian Bekas Impor di Pasar Senen, Mendag: Saya Tidak Tahu, Minta Datanya

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan enngan berkomentar lebih lanjut ketika ditanya tentang aktivitas jual beli pakaian bekas di Pasar Senen, Jakarta.
"Saya tidak tahu, kasih saja datanya. Ya kita kan perlu bukti untuk menindak lanjutinya," ujar Mendag.
Diketahui, Pasar Senen khususnya lantai 2 blok III merupakan pusat thrifting atau jual beli pakaian bekas yang menjadi tren di kalangan masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan menolak jual beli baju bekas impor atau thrifting impor karena ingin melindungi industri tekstil milik pelaku UMKM. Teten juga meminta bea cukai untuk lebih ketat meningkatkan pengawasan mengenai masuknya pakaian impor bekas ilegal.
"Sebenarnya tidak sulit karena sudah kita investigasi, selain lewat medsos, ada di Pasar Senen, Gedebage, dan Pasar Baru. Dari situ kan lebih mudah diidentifikasi siapa importirnya," ucap Teten.
Diketahui, impor pakaian bekas telah dilarang sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.
Terkait larangan impor pakaian bekas, Mendag Zulkifli Hasan mengaku berencana memusnahkan impor pakaian bekas di dua lokasi, yakni di Mojokerto, Jawa Timur dan Pekanbaru, Riau.
Zulhas bakal memusnahkan impor pakaian bekas di Mojokerto pada 17 Maret 2023, sedangkan di Pekanbaru pada 21 Maret 2023. Ia pun menuturkan impor pakaian bekas di dua lokasi ini merugikan negara hingga puluhan miliar.
"Besok saya tanggal 17 akan musnahkan di Riau, Pekanbaru itu banyak sekali ada 900-an bal mau kita bakar. Tanggal 21 saya musnahkan di Mojokerto, itu sampai (kerugian negara) Rp 10 miliar. Pekanbaru lebih besar lagi (kerugian negara)," ujar Zulhas di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Zulhas mengakui terdapat kelemahan pengawasan impor pakaian bekas dikarenakan banyak jalur masuk barang yang tidak terdeteksi. Ia pun mengimbau agar masyarakat untuk membuat laporan.
"Kita ini memang kelemahannya ada jalan tikusnya banyak, perlu kerja sama dengan Satgas agar bisa dideteksi. Cuma yang penting itu laporan dari masyarakat. Tentu masyarakat dirugikan karena bekas itu bahaya bisa jamur, bisa bawa penyakit, kedua bisa hancurkan UMKM kita," jelas Zulhas.
Adapun saat ditanya soal menyetop impor pakaian bekas bakal berdampak terhadap pelaku usaha pakaian bekas. Zulhas tak ambil pusing, ia justru menjelaskan risiko penyakit dari pakaian bekas.
"Bukan soal usaha tidak usaha, ini kan bawa penyakit. Kalau orang pakai jamuran gimana? Nular dari daerah mana, daerah mana, penyakitan kan nggak bagus," tegasnya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI


Diperiksa KPK Kamis, Anggota BPK Pius Lustrilanang Diharapkan Kooperatif


Hasil Lengkap Liga Champions Terbaru, 28 November 2023

Viral Jadi Among Tamu Nikahan Ponakan, Duta Sheila On 7 Panen Pujian Warganet

Kuartal III, Serapan Belanja Modal Perusahaan Migas RAJA Capai 82%

Kepala BKKBN Dorong Isu Stunting Dijadikan Bahan Kampanye Pemilu 2024

Bamsoet Sebut Pasar Motor Besar Masih Banyak Peminat

Lirik Lagu Wait dari Dino Seventeen dan Terjemahannya

Masih Merugi, Ini Upaya PT Timah Raih Laba di 2024

Prediksi Arsenal vs Lens: The Gunners Siapkan Pembalasan demi Tiket 16 Besar

Tanggapi Megawati, Nusron: Presiden Jokowi Pilih Jadi Petugas Rakyat dari pada Petugas Partai


Lolos ke Final Piala Dunia U-17, Pelatih Prancis: Kami Kaget Bakal Lawan Jerman

Kepala Bapanas Pastikan Bantuan Keluarga Berisiko Stunting Tepat Sasaran
1
5
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo