Dampak Larangan Pakaian Bekas Impor, Omzet Pedagang Turun Drastis
Mataram, Beritasatu.com- Larangan impor pakaian bekas oleh pemerintah berdampak pada omzet para pedagangdi pasar Karang Sukun Kecamatan Mataram, Kota Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari jutaan rupiah, omzet turun menjadi ratusan ribu rupiah Senin (20/3/2023).
Salah seorang pedagang Yuni yang sudah lima belas tahun berjualan pakaian bekas import mengaku pasca dilarangnya penjualan pakaian bekas impor oleh pemerintah membuat omsetnya menurun drastis hingga 40 persen karena sepi pembeli terlebih memasuki bulan puasa.
“Sungguh jauh sekali dampaknya biasanya masuk bulan puasa ini banyak kita dapat jualan tapi sekarang jauh, awalan per hari kita dapat satu juta sekarang hanya ratusan ribu,” ungkapnya.
Lanjut, Yuni menegaskan tiap harinya ia bisa menjual belasan hingga puluhan potong pakaian, namun hari ini hanya bisa laku beberapa potong pakaian saja.
“Kalau di ini setiap harinya tidak menentu karena harganya berbeda-beda mulai Rp30.000 hingga Rp 50.000 per bijinya,” jelasnya.
Selain itu, dengan adanya pelarangan tersebut membuat barangnya dari luar pulau NTB tidak bisa terkirim, hingga akhirnya Yuni terpaksa menjual pakaian bekas impor stok lama.
“Barang kita saja tidak bisa dikirim, kita kan beli barang itu pas kita buka, biasanya pakaian yang kita jual di sini dikirim lagi ke tempat pengecer di Lombok dan Lombok Tengah untuk dijual di kampung-kampung,” ujarnya.
Yuni berharap agar tidak di tutup usaha pakaian bekas impor oleh pemerintah, dan mencari solusi yang lebih bijak agar para pedagang pakaian bekas impor yang merupakan mata pencaharian mereka sehingga roda perekonomian tidak terputus.
“Kami berharap agar pemerintah tidak menutup, kasihan kita pedagang kecil usaha apa lagi yang kita lakukan,” harapnya.
Jelang bulan puasa, pasar pakaian bekas impor ini, selalu diburu oleh para warga masyarakat dari golongan menengah ke bawah, selain harganya murah terjangkau, pakaian bekas impor ini kualitasnya tak kalah jauh dengan pakaian yang dijual di toko.
“Kalau puasa selalu ramai sekali, kalau sekarang kan barang-barang semau disita dan diambil, jadi kita yang rugi, barang yang kita sudah beli namun disita oleh pemerintah bahkan sudah dibakar,” tutupnya.
Penjualan pakaian bekas impor yang berada di pasar karang sukun ini, banyak dicari oleh warga masyarakat, karena harganya yang cukup miring ditambah kualitas dijual merupakan merk-merek ternama.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini