Sillomaritime Alokasikan Rp 830 Miliar Beli Kapal Tanker LPG
Jakarta, Beritasatu.com– Emiten transportasi kelautan dan pelayaran, PT Sillomaritime Perdana Tbk (SHIP) mengalokasikan dana US$ 54,8 juta atau setara Rp 830,4 miliar untuk membeli satu kapal Liquefied Petroleum Gas Carrier (LPG/C) Tanker bernama Gas Benua (Eks BW Thor) milik BW VLGC Pte Ltd.
Direktur Utama PT Sillomaritime Perdana Tbk (SHIP) Herjati menjelaskan bahwa pembelian kapal tanker melalui anak usaha SHIP, PT Golden Prima Maritim dengan nilai transaksi 31,82% dari jumlah ekuitas perseroan per 31 Desember 2022 sebesar US$ 172,1 miliar. “Sumber pendanaan atas transaksi ini adalah berasal dari pembiayaan kredit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI),” jelas Herjati dikutip Investor Daily Jumat (24/3/2023).
Adapun kapal yang dibeli bertipe LPG/C Tanker yang dibuat pada 2008 dengan nomor IMO 9346134 sepanjang 217,57 meter dan lebar 36,60 meter. Kapal yang memiliki dimensi dalam 20 meter ini mampu menampung volume seberat 47.197 Gross Tonnage dan 17.309 Net Tonnage.
Herijati menyatakan, penambahan unit kapal ini sesuai dengan strategi pertumbuhan dan pengembangan usaha sebagai perusahaan di bidang usaha pelayaran khususnya di bidang hulu migas Indonesia. “Dengan penambahan jumlah armada kapal diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar, dan meningkatkan pendapatan serta bersih,” papar Herijati.
Mengingat nilai transaksi ini di bawah 50% dari ekuitas perusahaan, Herijati menuturkan, transaksi tersebut tergolong transaksi material sehingga perseroan tidak memerlukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan.
Selain itu, transaksi tersebut juga bukan merupakan transaksi afiliasi dan tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.
Pasalnya, BW VLGC Pte Ltd selaku penjual merupakan pihak ketiga yang tidak mempunyai hubungan kepemilikan saham dan kepengurusan dengan PT Golden Prima Maritim sebagai pembeli.
Aset tidak lancar meningkat 14,47% menjadi US$ 378 juta dari semula US$ 324 juta. Sementara aset lancar menurun sebesar 11% dari US$ 55 juta menjadi US$ 49 juta dengan asumsi pembiayaan atas transaksi tersebut sebagian akan dibiayai dengan modal sendiri. Secara keseluruhan proforma total aset naik 11,51% dari US$ 379 juta menjadi US$ 428 juta.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan