Apindo Tegaskan Investasi Butuh Reformasi Struktural Berkelanjutan

Jakarta, Beritasatu.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai pemerintah dapat mencapai target investasi tahun 2023 sebesar Rp 1.400 triliun. Namun hal ini tidak bisa dicapai dengan kondisi business as usual, tetapi dengan extra efforts. Diperlukan reformasi struktural berkelanjutan agar menghasilkan iklim investasi memadai.
“Reformasi struktural berkelanjutan secara signifikan akan memperbaiki kondusivitas dan daya saing iklim investasi Indonesia,” kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani saat dihubungi dikutip Investor Daily, belum lama ini.
Reformasi struktural berkelanjutan antara lain mencakup perbaikan implementasi Undang Undang Cipta Kerja dan regulasi teknis di lapangan. Hal ini harus dilakukan secara paralel dengan perbaikan kepastian birokrasi, peningkatan daya saing, kepastian iklim usaha sektoral untuk perbaikan produktivitas serta daya saing output sektor energi, sektor pangan, dan manufaktur. “Dalam jangka pendek keberhasilan dan konsistensi pemerintah untuk terus melakukan reformasi-reformasi struktural ini kami perkirakan akan menjadi kunci keberhasilan pencapaian target realisasi investasi,” kata Shinta.
Mengutip data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi kuartal I 2023 sebesar Rp 328,9 triliun tumbuh sebesar 16,5% dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2022 dan menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 384.892 orang. Realisasi investasi pada kuartal I 2023 yang mencapai 23,5% dari target realisasi investasi tahun 2023 yaitu sebesar Rp 1.400 triliun.
Menurut Shinta, faktor-faktor lain seperti iklim usaha global, persaingan di kawasan, iklim berusaha dan kondisi sosio-politik khususnya pasca-presidensi Jokowi masih belum cukup menjanjikan untuk menciptakan arus investasi sektor riil yang lebih tinggi ke Indonesia. “Jadi pekerjaan rumah pemerintah masih cukup banyak untuk mencapai target tersebut,” kata Shinta.
Mengenai korelasi dengan tenaga kerja, Shinta menilai investasi selalu akan selalu berkorelasi positif terhadap penyerapan tenaga kerja karena kegiatan usaha perlu dijalankan oleh manusia. Oleh karena itu, investasi akan selalu menciptakan penyerapan tenaga kerja. “Masalahnya berapa banyak tenaga kerja yang bisa diserap dalam satu realisasi investasi dan bagaimana perbandingannya dengan angkatan kerja baru yang kita ciptakan tiap tahun,” kata Shinta.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Mira Lesmana Bagikan Tip kepada Milenial yang Ingin Menonton Petualangan Sherina 2
3
Sah, Kaesang Pangarep Jadi Ketua Umum PSI
4
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri