Kinerja 2 Emiten BUMN Karya Berkibar, Sisanya Terkapar

Jakarta, Beritasatu.com - Empat BUMN Karya resmi melaporkan kinerja mereka di kuartal I 2023. Dua emiten BUMN Karya berkibar dengan menghasilkan laba, sedangkan sisanya terkapar. Walau begitu, analis memproyeksikan mayoritas kinerja saham BUMN Karya masih menarik.
Adapun dua BUMN Karya yang berkinerja positif yaitu PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) yang mengakumulasi total laba bersih sebesar Rp 42,6 miliar, yang terdiri dari Rp 34,2 miliar disumbang PTPP dan Rp 8,4 miliar dikontribusikan ADHI.
Pendapatan usaha PTPP juga tumbuh tipis sebesar 1,9% menjadi Rp 4,3 triliun dari sebelumnya Rp 4,2 triliun. ADHI kendati pendapatan usahanya merosot nyaris 30%, tidak berimbas pada laba bersihnya karena Adhi tidak memiliki saham biasa yang dilutif.
Nasib kurang sedap menimpa WIKA dan Waskita. Berkaca dari laporan keuangan konsolidasian interim, WIKA diterpa kerugian sebesar Rp 521 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Padahal, pada periode sama tahun lalu, emiten yang dinakhodai Agung Budi Waskito itu mampu mencatatkan laba sebesar Rp 1,3 miliar.
Kondisi serupa dihadapi oleh Waskita yang selama dua tahun terakhir masih belum bangkit dari kerugiannya. Walaupun, pada kuartal I-2023 ini kerugiannya terpangkas menjadi Rp 374 miliar dari tahun Rp 830 miliar. Tapi di atas kertas, baik WIKA maupun Waskita telah mencatatkan total kerugian sebesar Rp 895 miliar.
Padahal, WIKA sukses mengukir pendapatan bersih hingga Maret 2023 tumbuh 27% menjadi Rp 4,3 triliun dari Rp 3,1 triliun. Adapun Waskita sepertinya masih sulit keluar dari keterpurukannya. Ini tercermin dari pendapatannya yang justru turun dari Rp 2,74 triliun menjadi Rp 2,73 triliun.
Secara teknikal, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengamati bahwa WIKA berpotensi membentuk formasi uptrend karena perseroan berhasil menembus garis atas major downtrend. Selain itu, sinyal stokastik juga menunjukkan positif.
"Jadi, saham WIKA diakumulasi di rentang harga Rp 655-Rp 760,” jelas Nafan.
Dirinya juga merekomendasikan beli untuk saham PTPP di harga Rp 690-Rp 740 dengan support Rp 635-Rp 610. Pertimbangannya, karena PTPP berada dalam fase bullish dan sinyal stokastiknya positif. termasuk ADHI yang jika diamati secara teknikal kinerjanya masih bagus sehingga menarik diakumulasi di harga Rp 515.
"Jadi, dari analisa teknikal saya ada tiga saham yang direkomendasikan yaitu WIKA, PTPP, dan ADHI kecuali WSKT karena masih menanti sentimen positif dari implementasi penerapan Good Corporate Governance (GCG),” terangnya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Omzet Perajin Krey Sawit di Lebak Melonjak 100 Persen Selama Musim Kemarau
Kejar Tiket Kereta Murah, Ribuan Pengunjung Serbu KAI Expo 2023 Hari Kedua
Hasil Dewa United vs Persebaya: 10 Pemain Bajul Ijo Imbangi Tangsel Warrior
Anggaran Belum Disepakati, Layanan Pemerintahan AS Terancam Shutdown
Asian Games 2022: Beregu Putra dan Putri Gagal Sumbang Medali, PBSI Tidak Puas
1
MA Perintahkan KPU Cabut Aturan yang Longgarkan Mantan Koruptor Jadi Caleg
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin