Sri Mulyani Pede Pertumbuhan Ekonomi Tetap Ekspansif

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai kondisi perekonomian global masih akan membayangi laju perekonomian domestik.
Namun, kata Sri Mulyani, pemerintah optimistis kinerja perekonomian tetap berjalan ekspansif tetapi tetap memperhatikan sejumlah risiko yang ada.
"Ekonomi kita masih ekspansif, di satu sisi tetap optimistis namun di sisi lain tetap harus hati-hati. Karena resiko cukup nyata optimisme dari sisi confidence indeks keyakinan konsumen masih kuat sampai dengan April dan ini ditopang oleh inflasi yang cukup,” ucap Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Senin (5/6/2023).
Dari sisi domestik, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di 5%. Sebab prospek agregat demand atau pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2024 yang diproyeksi relatif cepat dan mulai membaik.


"Apalagi, Indonesia juga ada Pemilu 2024 dan proses transformasi akan terus dilanjutkan," katanya.
Sri Mulyani mengungkapkan, kondisi perekonomian pada tahun 2024 nanti merupakan merupakan kombinasi di satu sisi proyeksi terhadap perekonomian masih sangat konservatif tetapi pemerintah tetap bersikap optimis.
Pemerintah bersikap konservatif karena perekonomian dunia masih belum menunjukkan suatu pemulihan yang cukup kuat.
"Kenaikan suku bunga yang disebut higher for longer juga akan memberikan bayangan negatif terhadap perekonomian tahun 2024,” ungkap Sri Mulyani.
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi mitra dagang seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa kemungkinan masih belum tumbuh optimal.
Walaupun perekonomian AS masih tangguh dan tidak masuk ke dalam jurang resesi, tetapi pertumbuhannya hanya sedikit berada di atas 1%. Sementara, rata-rata pertumbuhan ekonomi di Eropa hanya berkisar 0% hingga 1%.
Sementara itu, Tiongkok mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan, yaitu di kisaran 3% pada kuartal I 2023. Angka ini di bawah ekspektasi saat Pemerintah Tiongkok membuka kembali perekonomian dan mobilitas masyarakat.
"Ini menggambarkan higher for longer bisa menghasilkan perekonomian weaker for longer juga, baik untuk Eropa, Amerika, dan eksternal kita, termasuk RRT (Republik Rakyat Tiongkok),” kata Sri Mulyani.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Kapolda DIY Ingatkan Anggota Pentingnya Netralitas Polri demi Integritas Pemilu 2024
Hasil Carabao Cup Manchester United vs Crystal Palace, Juara Bertahan Melaju ke 16 Besar
1
Jokowi: Perbedaan Pilihan itu Wajar, Mau Milih Prabowo, Anies, Ganjar, Silakan
2
Kaesang Jadi Ketum PSI, Jokowi: Masa Ditanyakan ke Bapaknya
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin