Harga Minyak Mentah Naik Berkat Sentimen dari AS dan Tiongkok

Texas, Beritasatu.com - Harga minyak mentah naik lebih dari 1% ditopang ekspektasi kenaikan permintaan dari Tiongkok dan harapan Federal Reserve akan segera menghentikan kenaikan suku bunga.

Pada penutupan Selasa (18/7/2023), kontrak berjangka Brent naik sebesar 1,4% menjadi US$ 79,63 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,2% ditutup di US$75,75 per barel.

Kenaikan tersebut menyebabkan selisih harga Brent dan WTI mencapai level terendahnya sejak akhir Mei. Selisih harga yang lebih kecil membuat perusahaan energi lebih segan mengirim kapal ke AS untuk mengangkut muatan minyak mentah untuk diekspor.

Di AS, sejumlah berita ekonomi dalam seminggu terakhir, termasuk laporan pada Selasa yang menunjukkan penjualan ritel tumbuh lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Juni, telah meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga setelah kenaikan 25 basis poin yang diperkirakan akan dilakukan pada rapat 25-26 Juli.

Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pinjaman dan dapat melambatkan pertumbuhan ekonomi serta mengurangi permintaan minyak.

Setelah melaporkan data produk domestik bruto yang lesu pada awal minggu ini, Tiongkok berjanji untuk meluncurkan kebijakan yang akan "memulihkan dan memperluas" konsumsi sesegera mungkin.

Sementara itu, Ketua Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, mengatakan kepada para pemimpin keuangan negara-negara G-20 bahwa prospek pertumbuhan jangka menengah tetap lemah.