Harga Minyak Mentah Rebound, Menuju US$ 85 Per Barel

Jakarta, Beritasatu.com - Harga minyak mentah naik pada hari Kamis (27/7/2023). Brent mencapai lebih dari US$ 84 per barel untuk pertama kalinya sejak April, didukung oleh keterbatasan pasokan akibat pemangkasan produksi oleh OPEC+ dan optimisme yang pulih terhadap permintaan dari Tiongkok dan pertumbuhan global.

Minyak mentah telah mencatat empat kenaikan mingguan berturut-turut dengan perkiraan pasokan yang semakin ketat karena pemangkasan output oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+, serta beberapa gangguan produksi yang tidak terduga.

Brent naik sebanyak US$ 1,32 atau 1,6% menjadi US$ 84,35 per barel sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik sebesar US$ 1,31 atau 1,7% menjadi US$ 80,09.

Analis UBS dalam sebuah laporan memperkirakan Brent akan naik menjadi US$ 85–US$ 90 dalam beberapa bulan mendatang."

Sebelumnya, harga minyak turun pada hari Rabu setelah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun lebih sedikit dari perkiraan dan Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 25 poin persentase, membuka kemungkinan kenaikan suku bunga berikutnya.

Sentimen risiko di pasar keuangan secara keseluruhan meningkat karena ekspektasi semakin besar bahwa bank sentral hampir mencapai puncak kenaikan suku bunga.

Data pemerintah menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh lebih besar dari yang diperkirakan sebesar 2,4% pada kuartal terakhir, dengan ketahanan pasar tenaga kerja mendukung belanja konsumen, sementara bisnis meningkatkan investasi dalam peralatan, yang berpotensi mencegah resesi.

Bank Sentral Eropa juga menaikkan suku bunga untuk kesembilan kalinya pada hari Kamis.

Sementara itu, pertemuan menteri OPEC+ pada tanggal 4 Agustus menjadi fokus perhatian untuk meninjau situasi pasar.