Jakarta – Pemerintah menegaskan investasi asing yang akan masuk ke Indonesia tidak boleh memicu adanya impor bahan baku dan bahan penolong. Sebab peningkatan impor tersebut akan memicu terjadinya defisit neraca perdagangan dan juga defisit neraca transaksi berjalan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan pemerintah saat ini akan lebih cermat untuk memilah investasi asing yang masuk guna mengantisipasi adanya peningkatan impor bahan baku dan penolong itu. Namun pemerintah dipastikan masih mentolerir adanya impor bahan modal karena akan berdampak pada peningkatan produktivitas industri dalam negeri.
“Oleh sebab itu investasi harus lebih cermat untuk saat ini. Cermat dalam arti jangan sampai investasi tersebut justru menambah beban devisit neraca transaksi berjalan karena meningkatnya komponen bahan baku dan bahan penolong. Ini tidak boleh terjadi, kita berusaha untuk mengurangi itu,” tegas Hatta dalam acara Indonesia Investor Forum 3 di JCC, Jakarta, Selasa (21/1).
Untuk mengantisipasi peningkatan impor itu, lanjutnya, pemerintah telah melakukan seleksi yang lebih ketat terhadap investasi asing yang masuk. Selain itu investasi yang ada diwajibkan sejalan dengan program hilirisasi, terutama disektor mineral dan pertambangan.
“Jadi investasi yang masuk juga harus memenuhi; satu mengurangi impor bahan baku dan bahan penolong, kedua sejalan dengan program hilirisasi kita,” imbuhnya.
Banjir
Sementara itu terkait bencana banjir yang melanda DKI Jakarta dan sejumlah daerah lainnya, Hatta mengakui hal itu telah mengganggu kinerja investor yang menjalankan investasinya di dalam negeri. Namun dia menyatakan dampak bencana ini masih jauh lebih kecil dibandingkan yang terjadi di Thailand beberapa waktu lalu.
Untuk itu Hatta mengaku sudah melakukan komunikasi dengan instansi terkait untuk menanggulangi dampak bencana tahunan ini.
Dalam hal ini Bulog dipastikan sudah diberikan mandat untuk melakukan intervensi pasar, Pertamina untuk memastikan ketersediaan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di berbagai daerah dan juga meminta bantuan TNI untuk memasok bahan bakar dan juga makanan yang tidak dapat dilakukan secara biasa karena faktor cuaca.
“Ya sejauh ini memang tidak secara besar seperti di Thailand pada waktu itu. Di Thailand pada waktu banjir sempat memindahkan industri otomotif keluar negara, kita belum sampai kesitu,” tandasnya.
Sumber: Investor Daily