Jakarta - Social Media & Digital Activation Supervisor Smartfren Seno Pramuadji menilai media online bakal menjadi pasar terbesar industri periklanan kedepan.
Besarnya jumlah penetrasi terhadap media online dinilai menjadi peluang dan potensi pasar iklan yang besar.
"Semakin banyak yang mengakses media online, termasuk customer provider telekomunikasi yang mulai beralih menggunakan media online untuk kebutuhan komunikasi mereka, ini merupakan potensi pasar iklan yang besar," katanya dalam acara Festival Beritasatu.com bertajuk "Inspiring Young Leader 2014" di Jakarta, Sabtu (23/8).
Lebih lanjut Seno mengatakan tipe market netizen Indonesia masih didominasi earlier adopter (SMP hingga SMA). Untuk itu para pengiklan agar menyampaikan konten yang lebih sederhana.
"Karakter netizen earlier adaptor itu kan ingin yang praktis dan instant. Kalau kita perhatikan setelah kaskus, belakangan semakin banyak bermunculan brand sosial ads seperti olx, berniaga, lazada dengan konten yang lebih menyesuaikan," tambahnya.
Besarnya potensi pasar mobile (media sosial) bagi industri periklanan sebelumnya disampaikan perusahaan konsultan global McKinsey, yang menyatakan konsumsi internet Indonesia pada 2017 akan mencapai tingkatan terabyte dari tingkatan gigabyte saat ini.
Dari tingkat tersebut, 30 persen konsumen diperkirakan akan siap melakukan pembelian secara online, sementara 25 persennya diperkirakan akan mempertimbangkan untuk membeli secara online.
Sementara riset Pew tahun 2013 menunjukan mobile (sosial media) akan menjadi pasar industri periklanan dengan pertumbuhan tercepat hingga beberapa tahun kedepan, dengan estimasi pengeluaran biaya periklanan US$ 40 miliar (Rp 468 triliun) pertahun pada 2017.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini