Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memutuskan untuk memecat Dirut Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Lenny Sugihat dan menggantikannya dengan Djarot Kusumayakti.
Ditanya alasan pemecatan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan hal itu dilakukan untuk membenahi kinerja Bulog menjadi lebih baik dan optimal.
"Bulog ini posisinya sangat strategis dalam mengelola ketahanan pangan kita. Sesuai undang-undang memang akan segera di-perum-kan dan ke depan memang kita siapkan agar Bulog tidak hanya mengurus urusan beras. Dalam rangka kesiapan itu, dirutnya diganti," ungkap Jokowi, Senin (8/6).
Ke depannya, lanjut Jokowi, Bulog akan lebih ditekankan ditekankan sebagai badan berbentuk perum (perusahaan umum) yang tidak mengejar profit (keuntungan) semata.
Secara terpisah, salah satu Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki menambahkan bahwa di masa depan Bulog bertindak sebagai penyangga yang tidak mengejar profit.
Seperti diketahui, selama enam bulan dibawah pimpinan Lenny Sugihat, Bulog dianggap kurang kinerjanya. Terutama, terkait penyerapan gabah dari petani.
Deputi BUMN Bidang Usaha Agro dan Industri Strategis Muhamad Zamkhani, mengungkapkan selama musim panen, yaitu dua hingga tiga bulan seharusnya sudah menghasilkan angka 4 juta ton beras. Namun, hingga saat ini baru terkumpul sebesar 1,2 juta ton beras.
Ditambah lagi, kinerja Bulog memang kerap menjadi sorotan pasca melambungnya harga beras mencapai diatas Rp 11.000 per liter.
Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel sendiri pernah mengatakan bahwa daya serap Bulog terhadap beras petani menjelang bulan Ramadan, lebih kecil dibandingkan daya serap pedagang.
"Saya belum dapat laporan terakhir (serapan Bulog), tetapi yang saya tahu memang ini cukup kurang. (Beras) sudah lebih banyak dibeli oleh pedagang," kata Gobel yang ditemui di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, Jumat (8/5).
Akibatnya, pemerintah membuka opsi impor beras untuk menjaga kestabilan harga beras di masyarakat menjelang bulan Ramadhan. Meskipun, diakuinya itu adalah opsi terakhir.
Sumber: Suara Pembaruan