Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri pulp dan kertas nasional untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan. Langkah itu sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0 yang dapat meningkatkan daya saing produk nasional sehingga lebih kompetitif di pasar global.
“Jadi, proses produksi di industri mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” ucap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara, Minggu (11/11).
Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Bandung, lembaga riset di bawah BPPI tengah mengembangkan standar hijau untuk industri pulp dan kertas. Hasil dari litbang itu telah dipaparkan dalam 3rd International Symposium on Resource Efficiency in Pulp and Paper Technology (3rd REPTech) pada 6-8 November 2018 lalu, yang digelar BBPK Bandung.
Tujuan lain simposium itu, kata dia, adalah melakukan pertukaran informasi terbaru tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pulp dan kertas, serta memperluas jejaring kerja sama litbang dengan mempertemukan tokoh-tokoh penting di bidang riset dari perguruan tinggi, instansi, asosiasi, dan lembaga riset yang berada di dalam maupun luar negeri.
Dia melanjutkan, kegiatan tersebut dihadiri sebanyak 250 peserta yang berlatar belakang kalangan industri, peneliti, praktisi, serta tenaga ahli profesional di bidang pulp dan kertas, baik dari dalam maupun luar negeri.
Ngakan mengatakan, selain dari Indonesia, pembicara berasal dari negara Jepang, Korea, Australia, dan Malaysia. “Materi yang disampaikan antara lain mengenai non-wood fiber source and technology, paper recycling technology, sustainable production system in pulp and paper industry, serta penerapan industri 4.0,” terang dia.
Ngakan mengungkapkan, sampai saat ini, sudah ada 84 perusahaan pulp dan kertas di Indonesia. Indonesia berada di peringkat sembilan pulp dunia dan enam untuk produsen kertas dunia.
Menurut Ngakan, berdasarkan kebijakan industri nasional, industri pulp dan kertas merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas dalam pengembangannya. “Hal ini karena Indonesia punya potensi terutama terkait bahan baku, di mana produktivitas tanaman kita jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis,” tutur dia.
Sumber: Investor Daily