Jakarta, Beritasatu.com - Kantar, perusahaan data, wawasan, dan konsultasi terkemuka di dunia merilis hasil brand footprint yakni studi tahunan yang mengukur merek yang paling sering dibeli konsumen. Brand footprint mencakup sektor fast moving consumer good (FMCG), seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk kesehatan dan kecantikan.
General Manager of Kantar Indonesia, Worldpanel Division, Venu Madhav menjelaskan untuk mendapatkan pertumbuhan bisnis, penting untuk suatu merek mendapatkan lebih banyak pembeli dan membuat mereka membeli lebih sering. "Ini berarti suatu merek harus terus relevan dengan kebutuhan konsumen yang mudah berubah dan selalu dapat mengidentifikasi peluang baru untuk tumbuh,” kata Venu Madhav dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Jumat (21/6/2019).
Hasil studi brand footprint Indonesia di perkotaan besar (urban) menyebutkan, kategori makanan mendominasi 10 peringkat teratas. Sementara pemain teratas berasal dari produk rumah tangga, minuman, perawatan pribadi dan produk susu.
Selain itu, studi ini menunjukkan merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat, di mana 50 persen dari 10 merek teratas berasal dari produsen lokal. Kemampuan pemain lokal untuk mengadopsi dengan cepat ke tren konsumen terbaru memungkinkan mereka untuk lebih produktif dalam meluncurkan inovasi baru ke pasar lokal.
Marketing Director Kantar Indonesia Fanny Murhayati, menyatakan bahwa menjadi merek yang paling banyak dipilih adalah cerminan dari popularitas merek dan seberapa dekat merek tersebut dengan konsumen di Indonesia.
"Pemain dapat menerapkan beberapa strategi untuk mendapatkan lebih banyak pembeli, seperti menarik pembeli baru, meningkatkan ketersediaan merek ke sejumlah lokasi geografis, atau bahkan bermain di beberapa kategori," kata Fanny Murhayati.
Berikut 10 besar merek produk yang dipilih konsumen Indonesia di kota besar termasuk Jakarta yakni Indomie, So Klin, Kapal Api, Royco, Masako, Mie Sedaap, Frisian Flag, Molto, Indofood dan Lifebuoy.
Sebagai gambaran, pilihan konsumen dalam brand footprint mengamati jumlah pembelian merek rumah tangga (penetrasi pasar) dan berapa sering merek tersebut dibeli (frekuensi).
Sumber: BeritaSatu.com