Jakarta, Beritasatu.com - Raiz Invest, perusahaan aplikasi investasi reksa dana asal Australia melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia. Raiz Invest mematok target 40.000 users sampai dengan akhir tahun 2019.
"Aplikasi Raiz hadir di Google Aps pada 1 September 2019, sementara registrasi di IOS alam proses administrasi. Selama tiga minggu ini, sudah ada 2.000 yang download, sedangkan yang buka account dan tercatat sebagai Investor Fund Unit Account (IFUA), ada 300 orang," kata Chief Marketing Officer PT Raiz Invest Indonesia, Fahmi Arya di ditemui sela Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta, Senin (23/9/2019).
Fahmi Arya mengatakan, Raiz Invest Indonesia bekerja sama dengan Avrist Asset Management untuk menyediakan produk investasi reksa dana yang terdiri dari tiga yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana indeks saham LQ45.
Raiz menyasar kalangan yang belum melek investasi reksa dana, khususnya generasi milenial dan kalangan first jobber. "Mengacu 100.000 data yang dimiliki Raiz, karaktristik investor berusia 20-36 tahun dan mayoritas domisili di Jabar, Jateng dan Jabodetabk," kata Fahmi Arya.
Raiz mengusung ekosistem layanan tertutup di mana Raiz terintegrasi dengan sumber dana pengguna yang berasal dari rekening bank atau e-wallet. Sebagai tahap awal, Raiz menjalin kerja sama dengan CIMB Niaga guna memudahkan user dalam melakukan pemindahan dana secara langsung memanfaatkan layanan internet banking. "Dalam kerja sama ini, user perlu memiliki rekening tabungan di CIMB Niaga sebagai syarat utama sebelum menggunakan layanan dari aplikasi Raiz," kata Fahmi Arya.
Ke depan, Raiz juga akan menambah channel pembayaran dengan bekerja sama melalui LinkAja, layanan uang elektronik milik empat bank BUMN yakni BRI, Mandiri, BNI dan BTN.
Di Indonesia, PT Raiz Invest Indonesia telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan telah memperoleh izin usaha sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dari OJK pada 10 Desember 2018. "Raiz Invest telah resmi diluncurkan di Indonesia sejak tanggal 23 Agustus 2019," kata Fahmi Arya.
Raiz menawarkan tiga jenis metode investasi, yaitu lump sum (investasi dengan bulk/jumlah besar), recurring (investasi dengan cara dicicil sesuai nominal dan intensitas yang kita inginkan), dan round up (pengumpulan dana investasi dari hasil pembulatan otomatis dana transaksi yang kita lakukan pada e-wallet atau rekening bank yang didaftarkan di Raiz). "Investasi di Raiz dapad dilakukan dengan minimal Rp 10.000," kata Fahmi Arya.
Sebaagai gambaran, aplikasi Raiz di Australia telah diunduh lebih dari 1,1 juta kali sejak tahun 2016. Lebih dari 700.000 orang telah membuka akun Raiz dan per 30 Juni 2019 Raiz Invest Australia memiliki lebih dari 194.000 pengguna aktif. "Khusus di Indonesia, kami targetkan pada 2020 akan memilki 500.000 user," kata Fahmi Arya.
Sumber: BeritaSatu.com