Jakarta, Beritasatu.com - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo mendukung upaya Dewan Periklanan Indonesia (DPI) dalam menjaga muruah etika pariwara di tengah kepungan teknologi. Insan kreatif pariwara diharapkan memiliki etika positif di tengah pandemi seperti dalam kitab Etika Pariwara Indonesia (EPI).
Angela mengatakan, salah satu kunci membangun dan memajukan 17 subsektor ekonomi kreatif, termasuk periklanan ke depannya adalah menyikapi perkembangan digitalisasi dengan komprehensif melalui kedaulatan digital.
"Kedaulatan digital dalam hal ini adalah proteksi data warga, penguatan ekosistem digital yang mendukung inovasi, serta reformasi kebijakan digital,” jelas Angela dalam webinar Swakrama Periklanan yang digelar DPI, belum lama ini.
Melalui kedaulatan digital, Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi dan jumlah populasinya untuk membangun ekonomi digital di pasar global yang semakin kompetitif.
"Saya mengimbau para pemangku kepentingan di industri periklanan dapat melindungi masyarakat dari pengaruh budaya asing, sehingga dapat terbangun industri periklanan yang sehat,” ucapnya.
Sementara Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I), Janoe Arijanto mengatakan, perubahan teknologi harus direspons cepat oleh etika periklanan. Untuk itulah etika periklanan tidak bisa berdiri sendiri, dan perlu bersinggungan dengan ragam etika yang ada. Mulai dari etika jurnalistik, internet, dan hubungan masyarakat agar dapat menciptakan informasi masyarakat yang baik.
"Semangat, dan prinsip yang sifatnya kode moral bisa kita pakai untuk menyelesaikan persoalan dengan detail. Ruh dari etika ini diharapkan bisa menyelesaikan persoalan perkembangan teknologi yang tidak mudah,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Televisi Siaran Indonesia(ATVSI), Syafril Nasution menuturkan, kepungan teknologi di industri digital ini adalah suatu keniscayaan yang harus dihadapi.
"Ini adalah tantangan televisi swasta ke depannya. Kita perlu melindungi masyarakat dari budaya asing. Pasalnya, apa yang kami tampilkan bisa menjadi acuan bagi para penonton untuk menentukan sikap dalam membeli produk yang mereka butuhkan,” jelas Syafril.
Sumber: BeritaSatu.com