Jakarta, Beritasatu.com – Bareksa mengumumkan dana masyarakat yang telah diinvestasikan di platform marketplace finansial dan investasi itu melonjak hampir delapan kali lipat menjadi Rp 8 triliun pada akhir Juli 2020.
Sementara itu dana kelolaan (Asset Under Management, AUM) Bareksa menanjak empat kali lipat sementara AUM keseluruhan industri reksa dana merosot -1%.
Co-founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, mengatakan perusahaan juga telah mencatat pencapaian lebih dari 1,1 juta akun investor yang terdaftar di platformnya. Jumlah SID (Single Investor Identity) Bareksa ini melesat 590% dibanding April 2018, serta jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan investor di seluruh industri reksa dana sebesar 490%.
Menurut dia, denganmemanfaatkan kekuatan teknologi finansial, Bareksa akan terus mendorong demokratisasi dunia keuangan di Indonesia supaya tidak lagi hanya dinikmati oleh segelintir orang, tapi membawa manfaat bagi masyarakat luas, dan memerdekakan secara finansial.
“Bareksa telah tumbuh menjadi platform e-investasi yang bukan hanya digunakan oleh para investor pemula, tapi juga oleh banyak investor berpengalaman, high net worth(HNW) dan bahkan institusi atau korporasi. Total, sudah lebih dari Rp 8 triliun dana masyarakat yang diinvestasikan melalui Bareksa,” kata Karaniya dalam acara konferensi pers virtual, Senin (17/8).
Dalam konferensi pers virtual ini, Bareksa juga merilis logo baru, fitur dan desain UI/UX baru di aplikasi Android maupun iOS, dan kantor baru di area Kemang, Jakarta Selatan. Selain itu, Bareksa mengumumkan uji-beta (beta testing) BATARA (BAreksa TActical Robo Advisor) bagi 1.000 nasabah yang mendaftar pertama.
BATARA adalah fitur kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang dikombinasikan dengan kebijakan manusia untuk memberikan pendampingan taktis bagi investor dalam mengatur portofolio dan taktik investasi mereka. Dengan BATARA, investor mendapatkan rekomendasi investasi berdasarkan kelas aset yang disesuaikan dengan profil risiko investor, termasuk situasi market dan ekonomi.
“Kami sedang terus berkonsultasi dengan OJK agar BATARA bisa menjadi robo advisor yang berkesuaian dengan regulasi, terpercaya, kredibel, jujur, transparan, dan tidak malah menjadi alat marketing. Untuk itu di tahap ini kami melakukan uji-Beta dahulu untuk menjaring masukan dari nasabah secara terbatas, sebelum nanti kami rilis untuk publik,” ujar Karaniya Dharmasaputra.
Sumber: BeritaSatu.com