Jakarta, Beritasatu.com - Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) teken penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Permodalan Nelayan dan Usaha Perikanan dengan Koperasi Nelayan ‘Layar Maju Bersama’. Acara ini juga dihadiri dan difasilitasi KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) diwakili Ketua Harian DPP KNTI Dani Setiawan.
Dalam sambutannya, Dani menyatakan bahwa ini adalah kelanjutan program PTI untuk membantu nelayan-nelayan tradisional di Indonesia, setelah pembagian bantuan sembako PTI yang dikoordinasikan oleh KNTI.
Upaya kelanjutan PTI untuk membantu permodalan nelayan tradisional melalui Koperasi Nelayan adalah langkah nyata dalam membantu perekonomian nelayan di wilayah-wilayah pesisiran.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum I PTI Dede Radinal mengungkapkan bahwa pemberian pinjaman modal nelayan dan usaha perikanan ini adalah tahap pertama dalam program PTI untuk nelayan.
Dana pinjaman ini adalah dana pinjaman bergulir yang akan dikelola Koperasi Layar Maju Bersama. Apabila dana ini dapat efektif membantu para nelayan, maka kami akan menambah kembali jumlah dana dukungan ini.
“PTI tidak hanya menyiapkan dana pinjaman ini, selanjutnya kami akan memberikan bantuan lain seperti pelatihan pengolahan hasil tangkapan ikan, bahkan pembangunan Solar Dome, bangunan bersuhu panas untuk pengeringan ikan,” katanya dalam siaran pers, Selasa (1/9/2020).
Tambah Dede, tujuan utama PTI adalah untuk membangun peer to peer selling and distribution. “Kita tidak dapat menutup mata terhadap situasi yang terjadi sekarang ini, terutama sebagai dampak dari Covid-19.
Nelayan tidak dapat menjual hasil tangkapannya, petani harus menjual harga komoditasnya dengan sangat murah. Sementara, konsumen tetap sulit untuk membeli kebutuhan pangan karena harga yang masih tetap mahal. Belum lagi persoalan menjamurnya para rentenir dan tengkulak yang banyak menjerat petani dan nelayan kita,” ujar dia.
Ketua Umum PTI Myra Winarko menyebutkan bahwa Perempuan Tangguh Indonesia merupakan gerakan massif perempuan dalam membantu pemerintah mengatasi dampak Covid-19.
“Kami telah melakukan berbagai fase, dari mulai membagikan sembako, membangun dapur-dapur umum, mendukung APD bagi tenaga medis di ratusan rumah sakit dan puskesmas, hingga membangun kerjasama dengan UKM-UKM. Sekarang, kita ada pada fase pemulihan ekonomi, dan kami memiliki program untuk pemulihan ekonomi pada kelompok masyarakat paling rentan seperti penyandang cacat, nelayan, dan petani. Dana yang digalang tidak diberikan untuk keperluan konsumtif, tetapi diupayakan untuk memulai kembali usaha-usaha yang bisa sustainable,” katanya.
Sumber: BeritaSatu.com