Jakarta, Beritasatu.com - Di masa pandemi Covid-19, kakao Jembrana, Bali justru menorehkan prestasi dengan menambah deretan negara tujuan ekspor. Terbaru, dilakukan ekspor perdana 1 kontainer 20 feet sebanyak 12 ton ke Belanda. Ekspor itu mencatatkan nilai devisa sebesar Rp 660 juta yang dikirim melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Ketua Koperasi Kerta Semaya Samania (KSS) Jembrana, I Ketut Wiadnyana menyampaikan rasa bangga dan syukur atas dukungan pemerintah dan binaan dari Yayasan Kalimajari. "Kami ucapkan terima kasih hingga terwujud nota kesepamahaman ekspor, tak lupa pada teman Karantina di Bali yang intens beri dukungan," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (20/10/2020).
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati (Cok Ace) mengaku bangga hasil perkebunan di Jembrana bisa diekspor di tengah meredupya pariwisata.
Melihat fenomena ini dia diingatkan peristiwa krisis ekonomi 98, ketika sendi perekonomian terpuruk. "Situasi krisis saat itu mirip dengan sekarang, sektor pertanian tetap eksis. Kita dapati bahwa pendapatan utama Bali dari pariwisata tentu harus ada penyanding seperti sektor pertanian," ujar Wagub.
Wagub mengapresiasi upaya peningkatan mutu produk pertanian. "Saya berharap pertanian terus ditingkatkan. Saya juga apresiasi Subak Abian dengan basis kakao sehingga terus berinovasi dan mampu ciptakan pasar spesifik dan dapat berlanjut untuk ekspor berikutnya," harap Cok Ace.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama menilai, ekspor kakao ini sebagai pemicu para petani di Jembrana untuk terus meningkatkan produktivitas kakaonya. “Kita mendorong KSS untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk kakao yang diekspor, ke depan tidak hanya produk biji fermentasi, tetapi juga dalam bentuk nibs, bubuk, butter serta produk olahan lainnya," kata Sutama.
Sumber: BeritaSatu.com