Jakarta, Beritasatu.com - Perdagangan saham selama sepekan yang lebih banyak diwarnai aksi jual oleh investor terutama asing, menyebabkan Pasar Modal Indonesia mengalami tekanan. Hal itu, terlihat dari data frekuensi, volume, dan nilai transaksi yang terkoreksi.
Rata-rata frekuensi transaksi saham harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan turun sebesar 9,28% menjadi 706,677 ribu kali transaksi dari 778,929 ribu kali transaksi pada penutupan pekan sebelumnya.
Rata-rata volume transaksi saham harian di BEI juga turut teeroreksi 0,02% menjadi 12,162 miliar saham dari 12,164 miliar saham pada pekan lalu.
Begitu pula dengan rata-rata nilai transaksi harian di bursa juga turun 1,10 persen menjadi Rp 9,021 triliun, dibandingkan Rp 9,121 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.
Meski demikian, Pasar Modal Indonesia tetap bertahan di zona positif pada pekan ini. Hal itu, terlihat dari menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 20,372 poin atau 0,40% ke level 5.112,188, pada penutupan perdagangan Jumat (23/10/2020).
Sepanjang pekan ini, IHSG mengalami peningkatan sebesar 0,17% pada level 5.112,188 dari posisi 5.103,414 pada penutupan pekan yang lalu.
Tak hanya itu, kinerja positif juga terlihat dari kapitalisasi pasar yang meningkat 0,13% menjadi Rp 5.943,032 triliun dari Rp5.935,388 triliun pada pekan sebelumnya.
Investor asing masih tetap membukukan nilai jual bersih, tercatat sebesar sebesar Rp 45,69 miliar pada perdagangan Jumat (23/10/2020). Sepanjang 2020, investor asing telah mencatatkan jual bersih sebesar Rp 47,535 triliun.
Sumber: Suara Pembaruan