Jakarta, Beritasatu.com - Menyambut Hari Listrik Nasional ke-75 tahun, perubahan budaya yang diterapkan PT PLN (Persero) diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan dan produktivitas pegawai sehingga pendapatan perusahaan akan meningkat.
Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) PLN Muhammad Abrar Ali mengingatkan bahwa setiap hal yang sudah direncanakan tidak selamanya bisa berjalan dengan mulus. Sebagai contoh dampak penyebaran wabah virus Covid-19 yang juga berakibat pada turunnya penjualan tenaga listrik oleh PLN meskipun pada semester pertama PLN masih mencatat laba Rp 273,05 miliar, turun 97% dibanding semester I-2019 yang sebesar Rp 7,35 triliun.
Untuk itu, SP PLN mengajak direksi PLN bersinergi dalam mengawal setiap permasalahan yang timbul serta berpotensi sebagai ancaman baik dari dalam maupun luar atas eksistensi PLN dalam menjalankan peran strategisnya untuk menjaga kesinambungan penyediaan tenaga listrik.
“Harapan kami di tengah peringatan 75 tahun Hari Listrik Nasional, pemerintah lebih bisa mendengar dan memfasilitasi upaya-upaya yang dilakukan oleh PLN baik melalui direksi PLN ataupun SP PLN dalam menjaga kelangsungan pasokan tenaga listrik dimana salah satunya dengan melakukan renegosiasi kontrak IPP (Independent Power Producer) program 35.000 MW,” katanya dalam siaran pers, Selasa (27/10/2020).
Sementara untuk internal PLN, Abrar berharap agar perundingan PKB yang sempat dihentikan pada bulan Agustus 2016 oleh manajemen PLN bisa dilanjutkan kembali untuk memberikan perlindungan bagi setiap insan PLN sesuai dengan tema spanduk atau ucapan Selamat Hari Listrik Nasional Ke-75 Tahun dari SP PLN yaitu “Sinergi antara perseroan dengan SP PLN meningkatkan produktivitas pegawai, pendapatan perusahaan & kesejahteraan insan PLN serta terwujudnya PKB baru yang bermartabat ”.
“Dengan meningkatnya produktivitas dan pendapatan maka diharapkan PLN akan semakin maksimal dalam menjalankan perannya menjaga kedaulatan energi di negeri sendiri,” tutupnya.
Sumber: BeritaSatu.com