Singapura, Beritasatu.com - Harga minyak mentah dunia pada pada Jumat pagi (20/1/2020) di perdagangan Asia melemah.
Minyak mentah AS WTI turun 0,38% menjadi US$ 41,5 per barel, sementara patokan global Brent juga melemah 0,38% menjadi US$ 44,17 per barel.
Pedagang berhati-hati atas dampak ekonomi jangka pendek dari virus corona karena kasus di seluruh dunia terus meningkat. “Covid-19 membebani pasar,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger di New York.
Sementara data resmi pada Rabu (18/11/2020) menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 768.000 barel pekan lalu, atau lebih kecil dari 1,7 juta barel yang diperkirakan analis dalam jajak pendapat Reuters.
Penyimpanan hasil sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, turun 5,2 juta barel, jauh lebih tinggi dari perkiraan.
Namun kekhawatiran prospek permintaan tetap ada. Jumlah kematian akibat Covid-19 di AS melampaui 250.000, sementara kasus harian di Jepang dan Rusia melonjak. Untuk mencegah penyebaran virus, Kota New York menutup sekolah umum.
Bursa saham AS juga turun, setelah mencapai rekor tertinggi minggu ini menyusul pengumuman Pfizer dan BioNTech soal kemajuan uji coba vaksin. "Investor juga membukukan keuntungan dari reli baru-baru ini sebelum liburan Thanksgiving AS akhir bulan," kata Kepala Analis Fujitomi Co, Kazuhiko Saito.
Sementara kekhawatiran kelebihan pasokan tetap menghantui. National Oil Corporation (NOC) Libia dan Total, Prancis membahas upaya NOC untuk meningkatkan kapasitas dan meningkatkan produksi.
OPEC+, akan membahas kebijakan pada pertemuan pada 30 November dan 1 Desember. Anggota OPEC+ cenderung menunda rencana meningkatkan produksi pada Januari sebesar 2 juta barel per hari (bph).
Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan negaranya selalu menjadi anggota OPEC yang berkomitmen dan telah menunjukkan kepatuhan perjanjian pengurangan pasokan minyak OPEC+ saat ini.
Komentar menteri sebagai tanggapan atas laporan media bahwa UEA mempertanyakan manfaat berada di OPEC, bahkan mempertimbangkan akan meninggalkan kelompok penghasil minyak tersebut.
Sumber: CNBC