Denpasar, Beritasatu.com - Tingginya minat investor untuk memiliki properti di Bali, tidak terlepas dari campur tangan pemerintah melalui Kempupera (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) yang terus meningkatkan konektivitas antar wilayah di Bali. Salah satunya, rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar.
Tujuan utama pembangunan jalan tol yang akan menjadi ruas kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara tersebut adalah untuk pengembangan wilayah di Bali bagian Barat, utamanya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan.
Pembangunan ruas tol kedua di Bali ini sangat diperlukan untuk meningkatkan logistik dan juga sebagai jalur jalan wisata. Pembangunan ruas tol Gilimanuk-Mengwi yang mencapai 95 kilometer ini dalam tahap pertama akan menghubungkan kawasan Pekutatan-Soka dengan panjang jalan mencapai 20 kilometer.
Tahap kedua akan dilanjutkan dari Soka-Mengwi lalu tahap ketiga dari Gilimanuk-Pekutatan. Pembangunan direncanakan dimulai pada kuartal ketiga tahun 2021 dan selesai pada kuartal keempat tahun 2022.
General Manager Marketing Ciputra Group, Andreas Raditya menegaskan, infrastruktur jalan tol yang diperluas, turut mendorong angka penjualan proyek properti di Bali. Terbukti, memasuki kuartal terakhir pada tahun ini, proyek Ciputra Beach Resort yang dikembangkan Ciputra Group mencatatkan penjualan positif, bahkan sudah melebihi target.
"Sudah 105 persen progres penjualannya dan angka ini akan terus bergerak naik karena masih ada waktu menuju akhir tahun,” tegas Raditya saat memberikan keterangan kepada media, Senin (23/11/2020).
Raditya sendiri tidak menampik, tingkat penjualan sempat terganggu di awal merebaknya pandemi Covid-19. ”Namun, cukup mengejutkan pada Juni hingga saat ini, penjualan Ciputra Beach Resort mencatatakan penjualan positif,” imbuhnya.
Menariknya, lanjut Raditya, komposisi penjualan lebih banyak dibukukan oleh produk kavling dibanding rumah atau vila. “Investor saat ini sangat jeli dalam berinvestasi dan mereka ingin investasinya di kawasan yang memiliki konsep, bernilai seperti di Ciputra Beach Resort,” tandasnya.
Saat ini, dua klaster yang sudah dipasarkan yaitu Nivata dan Sadana. Untuk Nivata stok produknya menipis dan Sadana saat ini sudah sold out. “Nivata, produk hunian dengan harga mulai Rp 4,8 miliar ini, hanya tersisa 8 unit dari total 90 unit,” tegasnya.
Menurut Raditya, konsumen dalam melakukan investasi properti kebanyakan karena faktor lokasi. Para investor memilih produk yang bernilai dan tepat, maka produk yang dibeli biasanya produk yang berada di kota yang mereka sudah kenal.
“Tujuan utama investasi properti mereka pasti ada di kota kelahiran dan kemudian Bali, ini karena nilai propertinya selalu menjanjikan. Bali merupakan kawasan wisata tingkat dunia, ada kebanggaan membeli properti di Bali,” jelas Raditya.
Sumber: BeritaSatu.com