Jakarta, Beritasatu.com – Program Perlindungan Sosial yang menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mampu menekan laju kemiskinan di Indonesia. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kementerian Keuangan (Kemkeu) memperkirakan, sebanyak 3,43 juta orang akan terselamatkan dari kemiskinan berkat dukungan program Perlindungan Sosial.
“Dari beberapa data yang ada dan perhitungan kami, diperkirakan 3,43 juta orang itu akan terselamatkan dari kemiskinan karena program perlindungan sosial PEN ini,” kata Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BKFKemkeu, Ubaidi Socheh Hamidi dalam webinar yang digelar Indef, Senin (23/11/2020).
Berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78% atau 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret 2019.
Ubaidi mengungkapkan, dengan adanya program perlindungan sosial dan PEN, angka kemiskinan pada tahun ini bisa ditahan dari sebelumnya diperkirakan mencapai 10,96% menjadi 9,69%.
“Program Perlindungan Sosial mampu menjaga konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin,” tegasnya.
Ubaidi menyampaikan, realisasi program Perlindungan Sosial hingga 18 November 2020 telah mencapai Rp 193,07 triliun atau 82,4% dari pagu Rp 234,33 triliun. Beberapa program Perlindungan Sosial menurutnya sudah terserap hampir 100%, di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan beras dan Kartu Prakerja. Sementara beberapa program dukungan dari sisi supply baru mulai tersalur pada November, yaitu subsidi bantuan gaji termin kedua.
Untuk keseluruhan program Penanganan Covid-19 dan PEN (PC-PEN), realisasinya hingga 18 November 2020 sebesar Rp 408,61 triliun atau 58,7% dari pagu Rp 695,2 triliun.
Ubaidi merinci, untuk bidang kesehatan realisasinya 38,4%, bidang perlindungan sosial 82,4%, insentif usaha 36,7%, dukungan untuk UMKM 84,1%, dukungan sektoral K/L dan Pemda 53,6%, dan pembiayaan korporasi masih 3,2%.
Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, program Perlindungan Sosial pada PEN tidak menurunkan angka kemiskinan, tetapi cenderung hanya menjaga belanja penduduk miskin tersebut agar tidak jatuh ke kondisi yang lebih buruk. Indef bahkan memprediksi tingkat kemiskinan di 2021 akan mencapai 10,5% atau menjadi 28,3 juta jiwa.
“Program PEN tidak cukup kuat menahan laju penurunan konsumsi masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan rentan miskin. Pengangguran juga menambah efek tambahan penduduk miskin baru. Sehingga di 2021, kami melihat akan terjadi peningkatan penduduk miskin,” kata Tauhid Ahmad.
Indef juga memprediksi Tingkat Pengangguran Terbuka pada 2021 akan menjadi sebesar 7,8% (10,4 juta jiwa). Prediksi ini didasarkan masih belum pulihnya industri domestik, sehingga penyerapan tenaga kerja baru masih sangat terbatas.
Sumber: BeritaSatu.com