Jakarta, Beritasatu.com - Pemulihan ekonomi di daerah saat ini berjalan lebih cepat ketimbang di perkotaan, khususnya DKI Jakarta. Hal itu nampak dari pertumbuhan kredit baru yang meningkat pada Bank Pembangunan Daerah (BPD). Sedangkan, permintaan kredit di bank persero dan bank umum swasta nasional masih melambat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai September 2020, pertumbuhan kredit bank daerah mencapai 2,73% year to date, melampaui pertumbuhan kelompok bank pelat merah, dan swasta yang masih tercatat negatif.
“Masyarakat sudah confident untuk sosial dan ekonomi, orang sudah mulai tidak sabar. Saya cek semua hotel di Bogor, Bandung penuh, tapi hotel di Jakarta sepi. Ini tidak boleh lama. Di luar Jakarta sudah normal seperti biasa. Sekarang kalau rapat ke Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Denpasar. Ini situasinya sehingga kami lihat di daerah kredit growth-nya lebih tinggi, bahkan year on year 5% secara nasional,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Economic Outlook 2021 di sesi I dengan topik “Memacu Pertumbuhan di Tengah Pandemi" yang digelar Beritasatu Media Holding secara virtual, Selasa (24/11/2020).
Namun, pertumbuhan di daerah, khususnya dalam hal pariwisata menurut Wimboh akan lebih cepat bangkit jika didorong oleh kunjungan turis mancanegara. Apalagi jika menyangkut sektor pariwisata yang high end. “Kebijakan yang diambil juga harus extraordinary. Tidak boleh business as usual,” tegasnya.
Terkait masih melemahnya permintaan kredit, hal tersebut sambungnya menandakan sektor swasta masih berhati-hati atau "wait and see" terhadap outlook risiko ke depan.
Wimboh menyebutkan, dari 100 debitur terbesar yang mengalami penurunan baki debet, terdapat 57 debitur terbesar dengan rata-rata penurunan 11,35%. Adapun lima debitur terbesar penurunan berdasarkan nominal sejak Maret 2020 yaitu PLN Rp 16,5 triliun, Pertamina Indonesia Rp 10,3 triliun, LPEI Rp 4,8 triliun, Toyota Astra Financial Services Rp 4,7 triliun, dan Bulog Rp 4,6 triliun.
Sumber: BeritaSatu.com