Surabaya, Beritasatu.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tak lama lagi akan segera meresmikan proyek ruas Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sepanjang 38,29 kilometer (km) dengan nilai investasi Rp 12,22 triliun dan terbuka untuk umum.
Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, mengatakan pembangunan Jalan Tol KLBM akan memberikan aksesibilitas atau mobilisasi yang sangat baik bagi kendaraan logistik ke kawasan industri Java Integrated and Ports Estate (JIIPE), yang merupakan kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia dan terbesar di Jawa Timur.
"Tol KLBM ini akan segera diresmikan sehingga bisa dibuka untuk umum. Tol ini akan menjadi tulang punggung atau backbone jalur logistik di Jawa Timur,” kata Destiawan di sela kunjungan ke lokasi proyek tol KLBM, Selasa (24/11/2020).
Destiawan menjelaskan, pembangunan tol KLBM terdiri atas empat seksi. Untuk seksi 1 Krian-Kademean-Mengganti sepanjang 9,77 km dengan progres konstruksi telah mencapai 100 persen. Demikian halnya dengan seksi 2, yakni Kademean Mengganti-Boboh sepanjang 8,83 km dan seksi 3, yaitu Boboh-Bunder sepanjang 10,40 km progres konstruksinya sama-sama telah mencapai 100 persen.
"Adapun untuk seksi 4 ruas Bunder-Manyar belum bisa dipastikan kapan proyeknya akan rampung lantaran terhambat pandemi Covid-19, sehingga alokasi anggaran untuk melanjutkan pengerjaannya terkena refocusing,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Destiawan juga menyinggung proyek infrastruktur Waskita Karya lainnya di Jatim. Selain ruas Tol KLBM, pihaknya juga mengerjakan ruas Tol Pasuruan-Probolinggo sepanjang 43,75 km dengan nilai investasi Rp 6,36 triliun dan ruas Tol Probolinggo-Banyuwangi dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,05 triliun.
Untuk perkembangan proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi lama pengerjaan akan dilakukan 730 hari kalender. Ruas ini nantinya akan dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dimana Waskita hanya sebagai kontraktor pada paket I yang ber-JO dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. "Untuk kontrak paket ini sudah dapat, namun Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) masih menunggu dari Jasa Marga," kata Destiawan.
Destiawan menyatakan, sinergisitas yang dilakukan Waskita dalam proyek ini merupakan upaya perseroan bersinergi dengan pemerintah setempat untuk meningkatkan keterlibatan pengusaha atau mitra setempat atau lokal khususnya UMKM dengan mempekerjakan masyarakat sekitar sebagai karyawan kontrak proyek dengan kemampuan dan kompetensi sesuai bidang. Waskita juga mengakomodir UMKM melalui program PaDI (Pasar Digital UMKM Indonesia).
"Strategi yang digunakan Waskita antara lain memastikan pekerjaan yang dilakukan di lapangan sesuai spesifikasi yang telah diisyaratkan. Menerapkan GKM (Gugus Kendali Mutu) pada setiap pekerjaan dengan tujuan hasil pekerjaan terukursesuai dengan spesifikasi. Diperbanyaknya pemasangan rambu-rambu batas kecepatan maximal dalam berkendara. Mengedepankan QHSE (Quality Health Safety Environment) sebagai kebutuhan utama dalam melaksanakan pekerjaan,” papar Destiawan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, Waskita akan terus menjaga kerberlanjutan usahanya. Pada tahun ini, Waskita memproyeksikan potensi pengembangan bisnis dalam beberapa tahun ke depan mencapai kurang lebih Rp 92 triliun. Potensi pengembangan bisnis dalam lima tahun ke depan tersebut meliputi proyek di Jawa yakni infrastruktur, konektivitas, dan pipanisasi senilai Rp 49 triliun.
Selanjutnya, potensi proyek di Kalimantan Timur dan Sulawesi untuk infrastruktur konektivitas dan EPC senilai Rp 20 triliun. Serta, nilai proyek yang dikembangkan oleh entitas anak usaha, PT Waskita Realty yakni Waskita Modern Realti (Jawa Barat). Dalam hal ini Waskita Realty bermitra dengan Grup Modern Land akan mengembangkan kawasan seluas 600 hektare yang akan diperuntukan sebagai hunian dan commercial center.
Waskita yang tergabung dalam konsorsium bersama dengan BUMN lain yaitu Jasa Marga, Adhi Karya, Pembangunan Perumahan, dan Brantas Abipraya telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen pada 13 November 2020 lalu. "Proyek tol sepanjang 75,8 km tersebut memiliki nilai investasi sebesar kurang lebih Rp14 triliun," terang Destiawan.
Sementara potensi ekspansi ke pasar luar negeri diproyeksikan senilai kurang lebih Rp 71 triliun, antara lain ke Timur Tengah, Afrika serta, potensi pasar Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Adapun untuk tahun ini, Waskita menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 26,8 triliun. Hingga Oktober raihan kontrak baru mencapai Rp 15 triliun. Raihan nilai kontrak baru paling besar berasal dari pembangunan tol, bendungan, irigasi, perkuatan pantai di DKI, Sewerage di Jambi dan gedung.
Dalam proses pengerjaan beberapa proyek tersebut, Waskita melakukan sinergi dengan anak perusahaan yaitu Waskita Precast, yang merupakan salah satu manufaktur terbesar di Indonesia dalam menyuplai produk precast dan readymix berkualitas.
“Sinergisitas ini didukung dengan lokasi 9 plant dan batching plant Waskita Precast yang tersebar di Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi sehingga proses pengiriman produk lebih mudah dan cepat,” kata Destiawan.
Sumber: BeritaSatu.com