Chicago, Beritasatu.com - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (24/11/2020) untuk hari kedua beruntun, di tengah kemajuan vaksin Covid-19 dan transisi di Gedung Putih. Kondisi ini mendorong investor beralih ke aset-aset berisiko dan meninggalkan emas.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, anjlok US$ 33,2 atau 1,81% menjadi US$ 1.804,60 per ounce.
"Ekonomi lebih optimistis karena vaksin, hal ini telah mengambil beberapa status safe haven menjauh dari pasar emas," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
"Berkurangnya kekhawatiran politik juga telah mengurangi kebutuhan akan tempat berlindung yang aman," tambah Meger.
BACA JUGA
Sementara Dow Jones menembus 30.000 poin untuk pertama kalinya saat investor yakin pada pemulihan ekonomi menyusul kemajuan vaksin corona dan Presiden terpilih AS Joe Biden melakukan transisi pemerintahan dengan Trump.
Pada Senin (23/11/2020) harga emas kehilangan 1,85% setelah AstraZeneca mengumumkan hasil uji coba yang menjanjikan atas kandidat vaksinnya.
Selain itu Biden diperkirakan akan mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen sebagai menteri keuangan. Investor melihat Yellen akan banyak melakukan tindakan fiskal guna memerangi krisis ekonomi.
Penurunan harga emas terjadi meskipun dolar melemah, yang bertahan hampir mendekati level terendah tiga bulan.
Emas masih naik lebih dari 19% tahun ini, didorong stimulus global.
Logam mulia lainnya, perak pengiriman Desember turun 33,3 sen atau 1,41% menjadi US$ 23,3 per ounce. Platinum pengiriman Januari naik US$ 26,6 atau 2,85% menjadi US$ 958,3 per ounce.
Sumber: CNBC