Jakarta, Beritasatu.com - Industri properti mulai berada pada tahap pemulihan, terlihat dari kinerja yang mulai membaik pada kuartal III 2020, kendati pandemi Covid-19 belum usai. Bahkan pada 2021, industri properti diperkirakan tumbuh 20% sampai 30%.
Pernyataan tersebut, disampaikan CEO PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), John Riady, dalam Economic Outlook 2021: Membangkitkan Industri Properti yang diselenggarakan Berita Satu Media Holdings (BSMH) bekerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk secara daring di Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Menurut John, industri properti selama delapan tahun terakhir ini alami perlambatan, sejak terjadinya booming properti pada tahun 2012 lalu. Namun, belakangan ini, para pengembang mulai melihat adanya pergerakan yang lebih kuat dan positif untuk menggebrak kembali penjualan properti.
Hal tersebut, antara lain nampak dari total marketing sales PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebesar Rp 1,2 triliun atau tumbuh 304% secara year on year (yoy).
John mengungkapkan, kebangkitan industri properti di masa pandemi didukung oleh tiga faktor. Pertama, adanya Undang-Undang Cipta Kerja.
Kedua, demografi bangsa Indonesia, yang mana sama dengan negara berkembang lainnya jika PDB per kapita mencapai US$ 2.500-3.500, maka inilah saatnya masyarakat untuk dapat membeli rumah. Apalagi, tingkat kepemilikan rumah di Jakarta baru 48%, jauh di belakang negara lainnya seperti Tiongkok, Malaysia, bahkan India.
“10 tahun kedepan ini akan jadi tren besar. Kita akan lihat satu wave peningkatan pemilikan rumah yang sangat besar. Ini tren besar yang akan jadi pendorong di dalam cycle properti 8-10 tahun ini,” ungkap John.
Ketiga, dukungan bank terkait KPR dan KPA yang sangat baik, di mana jumlah mortgage dibandingkan PDB Indonesia hanya sekitar 5% atau masih sangat rendah dan ini potensi yang baik untuk pertumbuhan perbankan dan sektor properti.
"Ketiga faktor tersebut akan menjadi pendorong yang sangat baik untuk industri properti 8-10 tahun ke depan,” ujar John.
Atas dasar tersebut, John memprediksi industri properti di tahun depan bisa tumbuh 20%-30%. “Jika vaksinnya lancar dan terjadi di awal tahun, pertumbuhannya lebih ke 30% kalau tertunda sedikit jadi kurang dibawah 30% lebih mendekati 20%. Tapi, apapun itu, kami optimistis tahun depan akan jadi tahun yang baik dan sektor properti akan jadi salah satu sektor pendorong perekonomian bangsa kita,” ujar John.
Terkait dengan minat pembeli, lanjut John, secara harga ada perubahan sejak 3-5 tahun terakhir. Properti di harga Rp 1 miliar mulai lebih diminati dibandingkan properti dengan harga Rp 3-5 miliar per unit.
“Sekarang ini pasarnya berbeda karena 70% pembeli rumah perdana dan 80% gunakan KPR KPA,” kata John.
Sumber: BeritaSatu.com