Jakarta, Beritasatu.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis sektor properti akan bertumbuh lebih masif pada tahun 2021. Terkait rumah subsidi, BTN pun berharap pengembang mampu memenuhi target pembangunan 300.000 rumah tiap tahunnya. Pasalnya, di tahun depan, pemerintah menargetkan penyaluran subsidi dengan skema 1,5 juta unit atau 300.000 per tahunnya.
Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar menuturkan, tahun 2021 sektor properti memiliki peluang dalam percepatan pemulihan perekonomian nasional seiring prospek perekonomian nasional. Pertumbuhan properti menurutnya memiliki kontribusi yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai PDB.
“Kalau satu rumah rata-rata dibangun oleh lima pekerja, kalau 100.000 unit rumah dibangun menggerakkan 500.000 pekerja. Kalau 300.000 tiap tahun kita salurkan berarti kita memberikan pekerjaan bagi 1,5 juta orang dalam satu tahun,” katanya dalam Economic Outlook 2021: Membangkitkan Industri Properti yang diselenggarakan Berita Satu Media Holdings (BSMH) bekerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk secara daring di Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Sektor properti diakuinya memegang peranan penting untuk mendorong pemulihan ekonomi. Pasalnya, selain padat karya, sektor ini juga padat modal, produk lokal di mana 99% bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi bersumber dari produk lokal, dan sumber penerimaan negara. Sebab, dari tiap unit rumah yang terjual pemerintah mendapatkan penerimaan negara dalam bentuk pajak PPH, PPN, BBN, PBB, dan BPHTB. Selain itu, juga didukung oleh lebih dari 7.000 pengembang yang berperan dalam penyediaan suplai perumahan.
Untuk itu, BTN terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan perumahan nasional. Salah satunya dengan penyesuaian suku bunga kredit yang sekarang dalam tren penurunan. “Kedepan suku bunga akan turun lagi, sehingga masyarakat bisa dapatkan kreditnya yang jauh lebih murah,” ucap Hirwandi.
Di tahun depan, pihaknya juga optimistis bahwa program Sejuta Rumah juga akan kembali bergerak. Program yang berjalan sejak 29 April 2015 hingga tahun 2019 mengalami pertumbuhan yang pesat. Namun, terkendala di tahun 2020 akibat pandemi Covid. Adapun, hingga Oktober 2020 realisasi program Sejuta Rumah baru mencapai 668.000 unit, padahal di tahun 2019 menyentuh 1,25 juta unit. “Sejak Maret 2020 terjadi penurunan kredit signifikan, tapi mulai Juni, Juli, September terus naik,” katanya.
Soal realisasi dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN), BTN mencatat, hingga 1 November 2020 realisasi penyaluran dana senilai Rp 22 triliun. Perseroan memberikan kredit tersebut kepada 67.000 debitur.
Adapun, pada tahap pertama BTN memperoleh penempatan dana berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 70 Tahun 2020 sebesar Rp 5 triliun. Setelah itu, pemerintah melakukan penempatan dana tahap kedua, di mana perseroan kembali mendapat jatah Rp 5 triliun untuk disalurkan hingga akhir tahun ini.
“Sampai Oktober sudah 67.000 debitur dengan nominal Rp 22 triliun dan November Desember ini bisa tercapai Rp 30 triliun. Ini lebih banyak disalurkan ke sektor perumahan. Dalam 67.000 debitur, 85% ada di sektor perumahan, yang terbanyak dari KPR subsidi Rp 6,62 triliun, KPR non subsidi Rp 4,53 triliun dan kredit komersial Rp 6,86 triliun,” sebut Hirwandi.
Sumber: BeritaSatu.com