Chicago, Beritasatu.com - Harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Rabu (25/11/2020), ketika Wall Street melemah dari rekor tertinggi di tengah kenaikan klaim pengangguran AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, naik tipis US$ 0,9 atau 0,05% menjadi US$ 1.805,50 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (24/11/2020), emas berjangka anjlok US$ 33,2 atau 1,81% menjadi 1.804,60 dolar AS.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran minggu lalu, meningkat menjadi 778.000 dari 748.000 pada minggu sebelumnya.
"Data pengangguran mendukung emas hanya dengan anggapan bahwa kita masih memiliki periode suram di depan sebelum kita melewati pandemi ini," kata analis Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Kenaikan klaim pengangguran mingguan di tengah melonjaknya infeksi Covid-19 sehingga mengurangi selera investor di bursa saham. Alhasil rekor reli di Wall Street yang dipicu harapan vaksin terhenti.
Harga emas telah kehilangan hampir US$ 160 sejak data vaksin Covid-19 menjanjikan dari Pfizer meningkatkan harapan investor bahwa ekonomi akan pulih lebih cepat.
Sementara para bankir bank sentral AS setuju pembelian aset guna mengakomodasi ekonomi setelah kondisi pasar stabil, menurut risalah Federal Reserve dari pertemuan 4-5 November yang dirilis Rabu (24/11/2020).
Beberapa peserta di Komite Pasar Terbuka Federal memperkirakan Fed pada akhirnya memperpanjang jatuh tempo obligasi yang dibeli, menurut pertimbangan.
Emas cenderung mendapat keuntungan dari langkah-langkah stimulus dari bank sentral karena dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Logam mulia lainnya, perak pengiriman Desember naik 6,2 sen atau 0,27% menjadi US$ 23,362 per ounce. Platinum pengiriman Januari naik US$ 11,5 atau 1,2 % menjadi US$ 969,8 per ounce.
Sumber: CNBC