Jakarta, Beritasatu.com - Tingkat kepercayaan masyarakat untuk bepergian menggunakan pesawat mulai berangsur pulih. Bahkan, pada musim liburan akhir, sebanyak 75.000 tiket Garuda Indonesia telah terjual.
“Tren ke depan liburan untuk 19 Desember hingga 10 Januari booking factor di pesawat sudah 75.000 penumpang. Padahal kebiasan orang Indonesia itu kalau beli tiket biasanya 2-3 hari sebelum keberangkatan. Ini menunjukkan kepercayaan penumpang ke penerbangan sudah cukup meningkat,” kata Direktur Layanan, Pengembangan Usaha dan Teknologi Informasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Ade R Susardi dalam Economic Outlook 2021: Outlook Pariwisata 2021 yang diselenggarakan BeritaSatu Media Holdings (BSMH) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Hotel Tentrem secara daring di Jakarta, Kamis (26/11).
Berdasarkan survei internal yang dilakukan Garuda baru-baru ini, 56% responden mengatakan bahwa mereka berencana melakukan bepergian pada Juli-Desember 2020, namun 73% responden menyatakan bahwa mereka merasa aman untuk bepergian dalam kurun waktu 6 bulan ke depan dan 12% responden mereservasi tiket penerbangan.
Lebih lanjut, melihat angka penjualan tersebut, Ade optimistis setidaknya penjualan tiket maskapai pelat merah tersebut bisa meningkat dua kali lipat pada Desember dari angka tersebut. Adapun, berdasarkan data baru-baru ini penjualan tiket Garuda rata-ratanya 17.000 dengan 200 penerbangan (flight) per harinya.
Untuk penerbangan ke Bali, saat ini kata Ade sudah ada 11 penerbangan di hari biasa dan 18 penerbangan di akhir pekan. Di mana, beberapa di antaranya menggunakan pesawat berbadan lebar (wide body) Airbus A330 dan Boeing 777.
Pandemi, diakuinya signifikan menggerogoti penjualan tiket Garuda Indonesia. Di mana, dampak paling besar dirasakan saat bulan Mei yang hanya 34 penerbangan per hari dari normalnya 400-500 per hari. Padahal, seharusnya di bulan tersebut cukup ramai penjualannya karena ada momen Idulfitri. Namun, pada Agustus sudah mulai ada peningkatan yakni 9.000 penumpang dengan 170 penerbangan per harinya. Adapun, normalnya jumlah penumpang Garuda Indonesia per harinya bisa 60.000-80.000 dengan 500 penerbangan per harinya sebelum pandemi Covid-19.
Meski begitu di tahun 2021, pihaknya memproyeksikan jumlah penumpang yang diangkut di Garuda bisa 50%-60% dari tahun 2019 dengan jumlah penerbangan 250-300 per harinya. “Kita akan optimumkan semua cost, tapi tidak menurunkan services,” tegas Ade.
Lebih lanjut, untuk mendongkrak penjualan, perseroan juga telah menggandeng Kementerian Pariwisata. Selain itu, pengembangan quality tourism, optimalisasi jaringan penerbangan ke destinasi wisata prioritas, dan pemulihan ekosistem secara berkesinambungan. Garuda Indonesia saat ini memiliki 45 destinasi melalui 74 rute domestik dan 15 destinasi internasional melalui 16 rute.
Ke depannya, rute-rute tersebut akan ditambahkan antara lain ke Istanbul dan New Delhi. Sementara untuk domestik saat ini satu penerbangan per hari ke Bangka dan empat kali seminggu ke Belitung.
Selain itu, tingkat keamanan sistem sirkulasi udara di pesawat yang menggunakan sistem High Efficiency Particulate Air (HEPA) juga diyakini bisa meningkatkan kepercayaan penumpang. Sebab, secara teori di dalam pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia sudah mengimplementasikan HEPA yang dapat melawan virus dan bakteri di dalam pesawat.
Sumber: BeritaSatu.com