Gresik, Beritasatu.com - PT Barata Indonesia (Persero) dan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegaran (Balittri) Kementerian Pertanian (Kemtan) akan melakukan pengembangan bisnis bersama dengan melahirkan produk industri mobile refinery untuk menghasilkan produk hilir yang bernilai tinggi yang diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengembangan bisnis bersama itu sebagai tindak lanjut dari perjanjian Barata Indonesia dengan Balitri Kementan tentang alih teknologi Reaktor Biodiesel Hybrid untuk bahan bakar nabati (BBN) yang telah ditandatangani di Balai Penelitian Tanaman Hias, Cianjur, beberapa waktu lalu oleh Direktur Operasi Barata Indonesia, Bobby Sumardiat Atmosudirjo dengan Kepala Balitri, Tri Joko Santoso dan disaksikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Direktur Operasi Barata, Bobby Sumardiat Atmosudirjo, mengatakan kerja sama ini tersebut merupakan upaya perseroan dalam rangka mengindustrialisasi sebuah inovasi mendukung program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi alternatif dalam negeri yang ramah lingkungan.
"Biodesel B100 adalah energi masa depan Indonesia. Ini adalah peluang besar bagi Barata sebagai BUMN manufaktur dan EPC untuk menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi sawit dengan produk akhir yang mampu memperkuat ketahanan energi nasional,” kata Bobby, Sabtu (28/11/2020).
Bobby menyatakan, perseroan selama ini telah memiliki pengalaman serta kompetensi dalam pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit. Kompetensi ini akan dikembangkan dalam rangka hilirisasi industri CPO yang lebih efisien dan bernilai tinggi.
Hingga kini sawit Indonesia masih menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar. Namun, jika hanya mengekspor dalam bentuk mentah, harga jualnya lebih rendah bila dibandingkan bentuk produk turunan.
"Merespon hal tersebut, Barata Indonesia melakukan pengembangan bisnis bersama Balitri Kemtan dengan melahirkan produk industri mobile refinery untuk menghasilkan produk hilir yang bernilai tinggi yang diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bobby menjelaskan, pengembangan biodiesel B100 juga memiliki banyak dampak positif terhadap pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) bagi masyarakat yang lebih efisien dan ekonomis. Berdasarkan data Balitri pada tahap uji coba membuktikan, bahwa satu liter B100 mampu menempuh jarak 13,1km atau 26,7 persen, lebih efisien dari bahan bakar solar fosil dengan jumlah yang sama.
Pengembangan ini juga diharapkan dapat mendorong penciptaan nilai kesejahteraan ekonomi bagi para pekerja di sektor sawit yang terlibat. Untuk itu perseroan berharap dukungan kebijakan dari pemerintah agar proyek kerjasama ini dapat berkelanjutan sehingga dapat memberikan multiplier effect bagi seluruh pihak.
"Ini bukan pertama kali Barata Indonesia berpatisipasi dalam keberlangsungan energi bersih. Beberapa proyek yang Barata Indonesia kerjakan juga turut dalam mendukung terciptanya energi yang ramah lingkungan. Seperti Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM) dengan kapasitas hingga 5 megawatt. Peluang bisnis ini akan terus dikembangkan sebagai komitmen perseroan dalam mendukung terciptanya industri kelistrikan ramah lingkungan dan mendorong kemandirian energi nasional,” imbuh Bobby.
Sumber: BeritaSatu.com