Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah secara agresif terus memperkuat kegiatan hubungan perdagangan dan investasi dengan sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Pasalnya, cukup banyak komoditas Indonesia yang memiliki potensi besar untuk masuk ke pasar Timur Tengah.
Terlebih, kawasan Timur Tengah sendiri memiliki banyak penduduk dengan pendapatan per kapita termasuk terkaya di dunia. Sehingga, tingkat permintaan komoditas yang merupakan kebutuhan utama juga terus meningkat.
Mencermati peluang tersebut, Bizcom Indonesia menggelar investor gathering ke-39 dengan tema Strategy and Opportunity Indonesia and Middle East Relations in Business, Investment and Trade 4.0, yang diselenggarakan di Blu Martini, JW Marriott Hotel, Mega Kuningan, Jakarta.
CEO Bizcom Indonesia, Sendra Wong, mengatakan, investor gathering yang diadakan oleh Bizcom Indonesia memiliki visi dan harapan membangun ekosistem yang saling berkesinambungan antara pemilik bisnis, investor, korporat startegis serta pihak lainnya.
"Tidak hanya menjadi ruang diskusi, namun juga menjadikan masukan dan pengetahuan tentang potensial bisnis market di luar Indonesia dari berbagai sektor dan bidang. Tidak hanya menjadi pertemuan biasa, diharapkan dapat saling berbagi dan mencari solusi bagi kemajuan entrepreneurship di Indonesia,” kata Sendra Wong, dalam keterangan pers yang diterima Beritasatu.com, Senin (30/11/2020).
CEO Arsia Trade yang bergerak di bidang marketplace business-to-business (B2B) untuk pasar Timur Tengah-Indonesia, Mohamad Sharif menjelaskan, wilayah Timur Tengah mencakup beberapa negara dengan pendapatan per kapita termasuk terkaya di dunia.
"Hal tersebut menjadi potensi konsumsi yang sangat besar, namun kehadiran e-commerce di wilayah tersebut belum banyak dan seramai di bagian dunia lainnya,” jelasnya.
Menurut Sharif, kawasan Timur Tengah dinilai merupakan pasar yang sedang berkembang di sektor e-commerce. "Ukurannya memang relatif kecil dibanding pasar lain. Namun pertumbuhan e-commerce di negara-negara Arab ini tidak luput dari perhatian para pebisnis dan pelaku industri digital global," tambahnya.
President Business Council Indonesia Qatar dan Kuwait serta CEO TSP Group, Hendra Hartono mengatakan, terdapat beberapa aspek tantangan dan maksimalisasi potensi ekspor makanan dan minuman di pasar Timur Tengah.
"Beberapa yang menjadi tantangan pasar disana adalah karakteristik multi etnik, consumer behavior, dan persaingan pasar negara tetangga,” jelas Hendra Hartono.
Hendra juga memaparkan beberapa grafik tentang produk yang kerap ekspor-impor antara Indonesia dan Timur Tengah, komposisi imigran, pangsa ekspor non-migas, serta rencana stategi pasar Saudi Arabia.
Sementara, CEO Ralali, Joseph Aditya mengatakan, Ralali mempunyai misi untuk membangun ekosistem pebisnis, sekaligus menjembatani pebisnis sukses melalui teknologi digital yang handal dan user-friendly, yang dapat dijadikan platform bisnis unggulan berkelas dunia.
"Ralali sebagai platform B2B pertama dan terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2014, sekarang memiliki 11.000 vendor terpercaya, 135.000 pelanggan, 250.000 produk, dan 2 juta pengunjung dari seluruh Indonesia setiap bulannya," tandas Joseph Aditya.
Sumber: BeritaSatu.com