Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menegaskan, intervensi dari teknologi menjadi hal yang sangat penting untuk mendorong sektor pertanian agar bisa memberikan kontribusi yang semakin besar terhadap perekonomian. Misalnya, untuk mengairi areal persawahan, tidak bisa lagi hanya mengandalkan turunnya hujan, tetapi sudah harus mengoptimalkan pemanfaatan teknologi.
"Kita sudah punya sumber daya alam dan manusianya. Yang harus diintervensi ke depan adalah bagaimana menerapkan science, riset dan teknologi yang tepat. Artinya kualitas intervensi di teknologi menjadi penting, tidak bisa lagi kita abaikan climate change dan cuaca yang tiba-tiba berubah. Kita tidak bisa mengandalkan air turun dari langit, kita butuh intervensi katakanlah melalui artificial intelligence (AI), pengamatan pencitraan satelit yang resolusinya lebih dekat, internet of things (IoT) dan sistem digital lainnya,” kata Syahrul Yasin Limpo dalam webinar "Kedaulatan Pangan dan Energi" yang digelar Indef, Senin (30/11/2020).
Dikatakan Syahrul, sekolah pertanian yang mengedepankan teknologi mutlak diperlukan. Apalagi, Indonesia mendapatkan bonus demografi, di mana 40 persen penduduknya merupakan usia muda, sehingga kesempatan ini harus dimanfaatkan.
“Sekolah pertanian harus didirikan, itu mutlak. Kita punya bonus demografi, 40 persen anak-anak muda. Tetapi, apakah perguruan tinggi kita yang banyak fakultas pertaniannya itu sudah menerapkan pendekatan baru seperti robot construction, AI, mengendalikan dengan IoT?,” tanya Mentan.
Tahun depan, Mentan berjanji akan melakukan lebih banyak intervensi agar perguruan tinggi yang memiliki fakultas pertanian bisa lebih mengoptimalkan teknologi. "Saya terapkan itu tahun depan, insyaAllah saya akan coba intervensi dengan segala kekuatan bekerja sama dengan perguruan tinggi yang mau kita intervensi dengan cara-cara baru," kata Mentan.
SDM Pertanian
Saat menghadiri Lokakarya Nasional Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia secara virtual, Senin (30/11/2020), Mentan Syahrul juga mengajak jajaran Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTI) untuk terlibat langsung pada proses pembangunan SDM pertanian indonesia dalam menghadapi tantangan global yang semakin pesat.
Menurut Mentan, perguruan tinggi memiliki tanggungjawab yang sama dalam menyediakan kebutuhan pangan bagi 270 juta penduduk Indonesia.
"Gambaran kita besok itu sebenarnya adalah kekuatan negeri dan bangsa ini ada di sektor pertanian. Kenapa demikian? sebab kita punya sumber daya alam yang beragam. Dan tentu saja tugas kita ke depan baik bersama Perguruan Tinggi maupun stakeholder lainya adalah mempersiapkan sumber daya manusianya agar mampu mengolah pertanian sesuai dengan tantangan yang dihadapi," ujarnya.
Dikatakan Mentan, pengerjaan pertanian sudah tidak bisa lagi mengandalkan alat-alat tradisional, tetapi harus sudah mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi. "Kita tidak mungkin lagi mengerjakan pertanian dengan alat tradisional. Semua harus mengikuti kondisi yang ada. Jadi yang ingin saya katakan adalah SDM pertanian itu harus segera kita intervensi agar lebih kuat lagi dari hari kemarin," katanya.
Mentan menambahkan, generasi mendatang harus mampu mengoptimalkan semua potensi sumber daya alam Indonesia. Anak muda harus bisa menjadikan pertanian sebagai sumber penghasilan pokok.
"Mereka harus masuk ke sisi on farm dan off farm. Misalnya ayam turunannya apa. Daging turunannya apa dan sayur turunannya apa. Kita (pemerintah) sudan menyediakan teknologinya. Mereka tinggal mengolahnya dengan pendekatan marketplace atau apa saja yang sesuai dengan tantangan," kata Mentan.
Sumber: BeritaSatu.com